Sejarah Hari Guru Nasional dan Jejak Perjuangan Pendidik Indonesia

Zein Zahiratul Fauziyyah • 25 November 2025 08:58

Jakarta: Setiap tanggal 25 November, Indonesia memusatkan perhatian pada para pendidik melalui peringatan Hari Guru Nasional (HGN). Momen ini bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan waktu untuk refleksi, apresiasi, dan penegasan kembali arah kebijakan pendidikan nasional. Sejak masa pasca-proklamasi, HGN terus berkaitan dengan perjalanan panjang organisasi guru serta perjuangannya dalam memperluas akses pendidikan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Hari Guru Nasional menjadi pengingat akan peran guru, bukan hanya sebagai penyampai materi pelajaran di kelas, tetapi sebagai agen perubahan yang menanamkan karakter, moral, dan keterampilan hidup bagi generasi penerus bangsa. Selama Bulan Guru Nasional, pemerintah, sekolah, dan organisasi profesi pendidik menyelenggarakan rangkaian kegiatan apresiasi, penghargaan, kampanye edukatif, serta refleksi untuk menguatkan peran strategis dunia pendidikan.
 

 

Akar Sejarah Hari Guru Nasional

Jejak sejarah HGN dapat ditelusuri jauh ke masa kolonial. Mengutip dari laman Kemenag NTT, gerakan organisasi guru di Indonesia sudah berlangsung sebelum kemerdekaan melalui berdirinya berbagai wadah guru, salah satunya Perserikatan Guru Hindia Belanda (PGHB). Organisasi ini tidak hanya memperjuangkan nasib guru pribumi, tetapi juga membangkitkan kesadaran kolektif mengenai pentingnya pendidikan lokal yang inklusif.

Setelah Proklamasi Kemerdekaan pada 1945, momentum sosial dan politik mendorong konsolidasi lebih kuat antarpendidik. Dalam suasana revolusi, para guru kemudian membentuk Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) sebagai wadah pemersatu pendidik di seluruh Nusantara. Pada Kongres Pertama PGRI, dirumuskan tiga tujuan utama:
  1. Mempertahankan dan menyempurnakan Republik Indonesia.
  2. Meninggikan mutu pendidikan dan pengajaran berdasarkan asas kerakyatan.
  3. Membela hak serta nasib buruh pada umumnya, dan guru pada khususnya.
Melalui perjalanan panjang organisasi guru dari era kolonial hingga terbentuknya PGRI, pemerintah akhirnya menetapkan tanggal 25 November sebagai Hari Guru Nasional melalui Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994, sebagai bentuk penghormatan terhadap kontribusi guru dalam pembangunan bangsa.

Tokoh Utama di Balik Filosofi Pendidikan Indonesia

Perjalanan Hari Guru Nasional juga dipengaruhi oleh sosok pelopor pendidikan Indonesia, Ki Hadjar Dewantara. Dikutip dari laman resmi Kemdiktisaintek, warisan paling penting Ki Hadjar adalah konsep trilogi pendidikan:
  • Ing Ngarsa Sung Tuladha (di depan memberi teladan)
  • Ing Madya Mangun Karsa (di tengah membangun semangat)
  • Tut Wuri Handayani (di belakang memberi dorongan)
Filosofi ini menggambarkan peran pendidik secara utuh yaitu  teladan, motivator, sekaligus fasilitator. Nilai-nilai tersebut kemudian menjadi landasan dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia dan turut mengukuhkan posisi Ki Hadjar Dewantara sebagai tokoh yang dihormati secara global.
   

Makna Hari Guru Nasional bagi Bangsa

Hari Guru Nasional memiliki fungsi yang sangat fundamental, baik pada tingkat emosional maupun strategis, yaitu:

1. Menghargai Peran dan Pengabdian Guru

Guru membentuk karakter dan masa depan generasi muda. HGN menjadi momentum untuk kembali menegaskan penghormatan terhadap profesi pendidik.

2. Mendorong Peningkatan Mutu Pendidikan

Peringatan ini mengajak pemerintah, masyarakat, dan lembaga pendidikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, kesejahteraan guru, dan kualitas sekolah.

3. Memberikan Motivasi bagi Guru agar Terus Berkarya

HGN menjadi penyemangat bagi pendidik untuk terus berinovasi, mengembangkan kompetensi, dan mengimplementasikan metode pengajaran kreatif.

4. Mewujudkan Pendidikan yang Inklusif dan Merata

Pentingnya pemerataan akses belajar bagi seluruh anak Indonesia termasuk yang berada di wilayah 3T menjadi inti kampanye penting dalam momentum HGN.

Perayaan Hari Guru: Dari Sekolah hingga Tingkat Nasional

Di sekolah, peringatan HGN biasanya ditandai dengan upacara bendera, pembacaan refleksi pendidikan, ekspresi terima kasih dari siswa, serta pemberian penghargaan untuk guru. Tradisi ini menjaga kedekatan emosional antara murid dan guru.
 

Pada tingkat nasional, dilansir dari laman resmi Kemendikdasmen, Bulan Guru Nasional dirayakan melalui berbagai agenda besar mulai dari panduan kegiatan nasional, kampanye digital #TerimaKasihGuruku, hingga Anugerah dan Apresiasi GTK untuk menghargai dedikasi guru berprestasi. Dalam beberapa tahun terakhir, penghargaan semakin terstruktur dengan fokus pada praktik terbaik dan dampak nyata bagi murid.

Sobat MTVN Lens, Hari Guru Nasional adalah refleksi atas perjalanan panjang dunia pendidikan Indonesia mulai dari terbentuknya organisasi guru pada masa kolonial, lahirnya PGRI, warisan filosofi Ki Hadjar Dewantara, hingga perayaan nasional untuk menghormati para pendidik. Perjalanan membangun bangsa selalu berawal dari ruang kelas dan guru yang setia menyalakan pelita ilmu.

Jangan lupa saksikan MTVN Lens lainnya hanya di Metrotvnews.com. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Zein Zahiratul Fauziyyah)