Zein Zahiratul Fauziyyah • 8 November 2025 09:04
Jakarta: Setiap generasi memiliki gaya bahasa dan ekspresi khas yang membedakannya dari generasi sebelumnya. Di era digital saat ini, generasi Z atau yang akrab disebut Gen Z dikenal sebagai kelompok yang paling kreatif dalam menciptakan bahasa gaul baru. Dari istilah seperti anak skena, red flag, hingga FOMO, kosakata khas mereka kini tidak hanya populer di media sosial, tetapi juga meresap dalam percakapan sehari-hari.
Siapa Itu Gen Z?
Menurut para peneliti generasi,
Gen Z adalah mereka yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012. Mereka disebut juga sebagai Digital Natives, karena tumbuh di era yang sepenuhnya terhubung dengan internet, media sosial, dan teknologi.
Kedekatan mereka dengan dunia digital membuat Gen Z cepat beradaptasi dengan tren baru termasuk dalam hal bahasa. Tak heran, muncul banyak istilah dan singkatan unik yang menjadi bagian dari identitas mereka.
Istilah Gaul Gen Z yang Populer dan Artinya
Berikut beberapa istilah populer di kalangan
Gen Z yang sering muncul di media sosial:
- Anak Skena: Sebutan untuk anak muda yang gemar hadir di acara musik atau komunitas anti-mainstream.
- Red Flag: Pertanda negatif, biasanya digunakan untuk menggambarkan sifat buruk seseorang, terutama dalam konteks hubungan.
- Green Flag: Kebalikan dari red flag, istilah ini menggambarkan sifat baik atau tanda positif dari seseorang.
- Beige Flag: Sesuatu yang tidak terlalu baik, tapi juga tidak terlalu buruk, bisa jadi unik tapi agak membingungkan.
- YOLO (You Only Live Once): Ungkapan untuk menikmati hidup karena hidup hanya sekali.
- Split Bill: Membagi biaya saat makan atau beraktivitas bersama agar tidak memberatkan satu pihak.
- Cegil: Singkatan dari cewek gila, biasanya untuk menggambarkan perempuan yang nyentrik tapi menggemaskan.
- Spill The Tea: Artinya membocorkan rahasia atau membicarakan gosip dengan teman.
- FOMO (Fear of Missing Out): Ketakutan akan ketinggalan tren atau kegiatan sosial.
- Stan: Gabungan dari kata stalker dan fan, mengacu pada seseorang yang sangat mengagumi figur tertentu.
- Gamon: Singkatan dari gagal move on.
- Mental Health: Topik serius yang sering diangkat Gen Z, mengacu pada kesehatan mental dan keseimbangan emosional.
- Kalcer: Bentuk slang dari kata culture (budaya).
- YTTA (Yang Tahu-Tahu Aja): Istilah untuk hal yang hanya dipahami oleh kelompok tertentu.
- Old Money: Julukan untuk orang kaya yang berasal dari warisan turun-temurun.
- Sans: Singkatan dari “santai”.
- CMIIW (Correct Me If I’m Wrong): Kalimat sopan untuk meminta koreksi jika salah.
- BRB (Be Right Back): Artinya “segera kembali”, sering digunakan dalam percakapan online.
- Salty: Menggambarkan perasaan kesal atau tidak suka terhadap sesuatu.
- IYKWIM (If You Know What I Mean): “Kalau kamu tahu apa yang aku maksud.”
- TBH (To Be Honest): Digunakan saat ingin berbicara jujur tentang sesuatu.
- Pick Me Girl: Istilah untuk perempuan yang berusaha terlihat “berbeda” demi menarik perhatian.
- Ovt (Overthinking): Terlalu banyak berpikir hingga cemas berlebihan.
- Cringe: Ekspresi rasa malu atau tidak nyaman melihat sesuatu yang dianggap aneh.
- No Cap: Menunjukkan kejujuran atau sesuatu yang tidak dibuat-buat.
Bahasa Gaul Sebagai Identitas Digital
Bahasa bukan hanya alat komunikasi, tapi juga bentuk ekspresi dan identitas. Bagi
Gen Z, istilah-istilah ini adalah cara untuk menegaskan keunikan dan kedekatan sosial mereka. Melalui bahasa gaul, mereka membangun komunitas, mengekspresikan emosi, sekaligus mempererat hubungan dalam ruang digital.
Menariknya, sebagian istilah bahkan lahir dari budaya internet global seperti Stan, YOLO, atau
Spill the Tea lalu diadaptasi secara lokal oleh anak muda Indonesia. Inilah bukti bahwa bahasa bersifat dinamis dan terus berkembang seiring dengan perubahan budaya dan teknologi.
Jangan lupa saksikan
MTVN Lens lainnya hanya di
Metrotvnews.com.