Bedah Editorial MI: Penentuan di Arus Balik

3 April 2025 08:49

Hari ini arus balik Lebaran 2025 dimulai. Setelah arus mudik yang relatif lancar, pengaturan arus balik juga harus mencapai hasil serupa. Jika arus mudik 'tertolong' oleh kebijakan pemajuan libur sekolah dan bekerja dari mana pun bagi aparat sipil negara, arus balik tidak memiliki keistimewaan serupa.

Tahun ini, sekitar 2,1 juta kendaraan meninggalkan Jakarta saat arus mudik, atau naik sekitar 0,6% jika dibandingkan dengan Lebaran 2024. Bukan hanya relatif lancar, peristiwa kecelakaan saat arus mudik juga turun 31,37%.

Meski pantas dikatakan bagus, manajemen arus mudik Lebaran 2025 belum dikatakan tuntas berhasil. Penentuan penilaian masih ada, yakni pada saat arus balik. 

Memang, dari tahun ke tahun, arus balik cenderung lebih lancar ketimbang arus mudik. Namun, kemacetan horor bisa saja terjadi. Bahkan, masih segar dalam ingatan, macet belasan jam terjadi di Tol Cikampek–Palimanan saat puncak arus balik Lebaran 2024. Pada 14–15 April tahun lalu, kendaraan ibarat parkir semalaman di jalan tol dan baru mulai terurai di Karawang. Ini terjadi meski sistem one way sudah diberlakukan.

Sebab itu Polri, Kementerian Perhubungan, Jasa Marga, dan seluruh "stakeholder" manajemen lalu lintas arus balik tidak boleh terbuai kelancaran di saat arus mudik. Untuk mengantisipasi kemacetan arus balik, Polri memang sudah menyiapkan mekanisme lalu lintas satu arah lagi.
 

Baca: Semua Instansi Berupaya Arus Balik Lebaran Berjalan Lancar
 


Cara itu akan diberlakukan lebih awal, yakni "one way" lokal yang dimulai esok. Tahap pertama "one way" lokal pada 3 April, akan dimulai dari Km 188 Tol Cipali hingga Km 70 Tol Cikampek. Tahap kedua, "one way" lokal berlangsung dari Tol Pejagan sampai Km 188. Kemudian, "one way" nasional pada 6 April, berlaku di Km 414 ruas Jalan Tol Semarang-Batang sampai Km 70 ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek.

Namun, berkaca dari macet horor tahun lalu, sistem "one way" belum jaminan kelancaran arus balik, jika faktor biang macet tidak tertangani. Dua biang macet di Tol Cikampek adalah melubernya kendaraan pengguna rest area KM 62 dan pertemuan kendaraan di KM 66. 

Tentunya, antisipasi kemacetan tidak cukup hanya pengaturan di dua titik itu melainkan antisipasi jauh sebelumnya, termasuk semaksimal mungkin mendorong masyarakat menghindari puncak arus balik 6–7 April 2025. Sebab itu, kita mengapresiasi pemberlakuan diskon tarif tol oleh Jasa Marga sebesar 20% pada 3–4 April. 

Tidak hanya pengaturan arus balik via jalan darat, pemerintah dan seluruh instansi terkait juga harus memastikan kelancaran arus balik melalui moda transportasi kereta api, kapal laut, maupun pesawat terbang. 

Penumpukan kendaraan yang tahun ke tahun terjadi di Pelabuhan Bakauheni, Lampung, harus diantisipasi. Tidak kalah penting, Pelni juga harus menjamin keselamatan pelayaran di tengah prediksi BMKG mengenai potensi hujan lebat yang terjadi selama arus balik Lebaran.

Selama Maret lalu, berbagai peristiwa kecelakaan kapal akibat ombak tinggi di berbagai titik perairan Nusantara harus menjadi peringatan kewaspadaan. Standar prosedur operasi harus dipenuhi tanpa terkecuali. 

Bagi Indonesia yang merupakan negara muslim terbesar di dunia, Lebaran memang bukan sekadar tentang suka cita. Lebaran juga adalah ujian kematangan sistem transportasi nasional. Keberhasilan di pengelolaan mudik bukan hanya membuahkan kenyamanan dan keselamatan masyarakat melainkan juga kebanggaan di mata dunia. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Gervin Nathaniel Purba)