Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur, kembali memuntahkan lahar dingin di sisi tenggara, mengarah ke Besuk Kobokan, pada Jumat siang, 5 Desember 2025. Bencana ini terjadi setelah puncak Semeru diguyur hujan dengan intensitas tinggi, menyebabkan banjir lahar dingin yang menerjang pemukiman warga dan merusak sejumlah rumah.
Letusan Sekunder Akibat Intensitas Hujan Tinggi
Banjir lahar ini dipicu oleh hujan deras di puncak Semeru, yang kemudian menimbulkan letusan sekunder saat air meluncur dan menerjang
Daerah Aliran Sungai (DAS) Besuk Kobokan.
Material vulkanik sisa erupsi Gunung Semeru terbawa arus banjir lahar hingga mengalir ke Sungai Kaliregoyo, Kecamatan Candipuro, atau sejauh sekitar 20 km dari hulu sungai Semeru.
Pihak berwenang melaporkan bahwa letusan sekunder yang terpantau memiliki amplitudo maksimum (amak) hingga 35. "Amak 35 ini sudah tergolong besar sehingga letupan-letupan sekundernya juga besar dan itu sudah melewati jembatan Besuk Kobokan," jelas Kepala Pelaksana BPBD Lumajang, Iis Nugroho.
Dua Desa Terdampak, Warga Mengungsi ke Perbukitan
Material banjir yang terdiri dari lumpur dan pasir meluap ke permukaan dan menerjang pemukiman warga di Desa Jugosari dan Desa Sumberwuluh, Lumajang.
Meskipun tidak dilaporkan adanya korban jiwa, sejumlah rumah warga mengalami kerusakan parah. Para warga terpaksa menyelamatkan diri dan mengungsi dengan menaiki perbukitan setempat untuk menghindari terjangan lahar dingin.