Jakarta: Amerika Serikat (AS) seperti berada dalam posisi yang tidak menentu saat merespons serangan Israel ke Iran. Mereka terlihat belum satu suara memberikan respons.
Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Marco Rubio, misalnya. Dia memberikan pernyataan bahwa AS tidak terlibat dalam serangan tersebut dan menyebutkan istilah unilateral.
"Marco Rubio mengatakan bahwa ini serangan unilateral. Tidak ada hubungannya dengan AS. Seolah ini mengambil jarak," ujar Pengamat Timur Tengah Dina Sulaiman, dalam program Breaking News Metro TV, Jumat, 13 Juni 2025.
Sementara, sumber Channel 13 Israel menyebut Presiden AS
Donald Trump sudah mengetahui rencana serangan tersebut. Bahkan Trump sudah memberikan lampu hijau kepada Israel.
"Dan mereka menolak pernyataan bahwa ini adalah unilateral. Mereka tetap berkeras bahwa ini disetujui oleh AS," ujar Dina.
Menurut Dina, hanya waktu yang bisa menjawab kebenaran tersebut. Secara umum, AS selalu mendukung setiap kebijakan Israel. Meskipun kadang-kadang suka memberikan kritik.
Namun, jika seandainya AS tidak tahu akan rencana serangan Israel ke Iran, atau AS sudah melarang, namun tidak didengarkan PM
Israel Benjamin Netanyahu, bagi Dina, Trump terlihat lemah di hadapan Netanyahu.
“Jika AS benar-benar tidak tahu, ini menunjukkan kelemahan Trump menghadapi Netanyahu. Tapi jika sudah memberi restu, berarti AS sengaja mengambil jarak untuk menghindari eskalasi,” katanya.
Situasi ini berpotensi menimbulkan sejumlah dampak serius, antara lain pangkalan militer AS di Irak yang dapat menjadi sasaran balasan dari Iran. Selain itu, negara-negara Arab seperti Yordania dan Arab Saudi berada dalam posisi sulit jika harus mencegat rudal Iran. Di sisi lain, krisis diplomatik juga dapat meluas apabila Iran menyerang kepentingan AS secara langsung.
Serangan Irael ke Iran pertama kali dilaporkan sekitar pukul 03.00 waktu setempat pada hari Jumat di ibu kota, Teheran, diikuti oleh serangkaian ledakan di beberapa provinsi lain di seluruh negeri.
Video yang beredar di media sosial menunjukkan kerusakan yang meluas di daerah permukiman Teheran dan wilayah lain, akibat dari apa yang digambarkan sebagai agresi Israel yang membabi buta.
(Muhammad Adyatma Damardjati)