Bekasi: Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) meresmikan Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat (Jabar). Fasilitas ini menjadi bagian dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) pemerintah yang telah menjangkau 5,5 juta penerima manfaat di seluruh Indonesia.
Mengutip dari Headline News, Metro TV, Selasa, 1 Juli 2025, Menurut AHY, program MBG bukan sekadar tentang makanan, tapi tentang masa depan anak Indonesia.
Ketika meninjau dapur produksi Yayasan Garuda Biro Indonesia yang memproduksi 4.000 paket makanan bergizi per hari, AHY menegaskan pemerintah ingin memastikan tidak ada generasi yang tertinggal hanya karena kurang gizi.
Dapur SPPG ini tidak hanya bertujuan meningkatkan kualitas gizi anak, tetapi juga menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar. Pemerintah, kata AHY, akan terus memperluas jangkauan program ini ke berbagai daerah di Indonesia.
Libur Sekolah Tetap Berjalan
Sementara itu,
Badan Gizi Nasional (BGN) memastikan program MBG tetap disalurkan saat masa libur sekolah. Penyaluran dilakukan dengan mengombinasikan makanan kemasan dan siap saji.
"Distribusi makan bergizi gratis akan tetap dilakukan selama enam hari. Frekuensi pengiriman dilakukan pada hari Senin dan Kamis, dengan kombinasi makanan siap santap dan makanan dalam kemasan," ujar juru bicara BGN, Redy Hendra Gunawan, dalam keterangan resmi, Senin, 30 Juni 2025.
Pada hari Senin, BGN menyalurkan makanan siap santap untuk hari itu, serta makanan kemasan untuk Selasa dan Rabu. Sedangkan pada hari Kamis, BGN menyalurkan makanan siap santap untuk hari itu dan makanan kemasan untuk Jumat dan Sabtu.
"Paket makanan dalam kemasan berupa roti atau sumber karbohidrat lainnya, telur, susu, dan buah," ujarnya.
Redy menjelaskan, penyaluran makanan MBG dilakukan menggunakan tas yang dapat digunakan kembali atau tote bag. Dengan begitu, program ini tidak menghasilkan sampah plastik.
"Kemasan yang kami gunakan dalam pemberian paket makanan untuk anak sekolah selama liburan menggunakan tote bag atau kantong yang bisa digunakan ulang. Jadi, reuse, tidak mencemari lingkungan," ucapnya.
(Muhammad Adyatma Damardjati)