Setelah sepakat gencatan senjata dengan Iran, Israel kembali menggempur Gaza hingga mengakibatkan puluhan warga Gaza tewas. Pengamat Timur Tengah Hasibullah Satrawi menyebut Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sangat optimis pada pekan ini akan terjadi gencatan senjata Israel-Hamas.
"Trump itu sangat mengerti dan menguasai kartu kunci yang mungkin dimiliki oleh Israel, terutama oleh Netanyahu. Saya yakin apa yang disampaikan oleh Trump tentang optimisme yang sangat kuat bahwa pekan ini akan dicapai gencatan senjata di antara Israel dengan Hamas," kata Hasibullah dalam Selamat Pagi Indonesia, Metro TV, Rabu, 2 Juli 2025.
"Itu tidak terlepas daripada kartu kunci yang dikuasainya terkait dengan Netanyahu yaitu yang disampaikan oleh Trump kepada Israel agar hukum Israel tidak melanjutkan proses hukum kepada Netanyahu," tambahnya.
Upaya Trump Lindungi Netanyahu
Hasibullah meyakini Netanyahu selama ini berperang demi kepentingan dirinya dan menghindari proses hukum dari dugaan korupsi yang dia lakukan.
"Jadi saya menduga dengan keras apa yang selama ini kita sampaikan bahwa Netanyahu berperang hanya untuk kepentingan dirinya agar tidak diproses secara hukum dan
kepentingan politiknya agar terus berkuasa di Israel," katanya.
"Trump mencoba mengintervensi proses hukum Israel dengan meminta agar Netanyahu tidak dilanjutkan proses hukum. Dan kalau dikaitkan dengan perkembangan terbaru yang tadi juga disampaikan dalam pengantar di mana Trump telah menyampaikan bahwa Israel telah menerima syarat-syarat yang semestinya untuk sebuah gencatan senjata 60 hari ke depan," tambahnya.
Per Rabu ini, Trump sudah mengumumkan bahwa Israel sudah menerima syarat-syarat untuk kejatan senjata 60 hari.
"Cuma memang tinggal sekarang berada di pihak Hamas. Apakah akan menerima yang disampaikan oleh Trump Israel menerima ini? Karena Hamas sebenarnya menginginkan sebuah jaminan bahwa Israel tidak akan menyerang kembali dan Hamas tidak takut untuk melakukan sebuah transaksi total sekaligus yaitu pelepasan sandera semua. Yang penting pihak Israel juga berkomitmen untuk tidak melakukan penyerangan kembali kepada Palestina," ujarnya.
Hasibullah menduga dengan persetujuan Israel terhadap gencatan senjata 60 hari, menandakan bahwa Israel sendiri belum mau menerima untuk komitmen tidak menyerang dan memerangi lagi Hamas.