Jakarta: Pemerintah bergerak dengan sasaran ambisius menciptakan swasembada pangan Indonesia dengan beberapa langkah khusus. Hal ini dilakukan untuk mewujudkan poin kedua dalam Asta Cita Presiden Prabowo mengenai ketahanan pangan.
Asta Cita Presiden Prabowo poin kedua berisi salah satu misi penting tentang pemantapan sistem pertahanan keamanan negara dan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan. Semangat ini diwujudkan melalui kebijakan pro petani konkret.
Dalam hal ini, terdapat empat pilar stategis pemenuhan ketahanan pangan, yakni:
- Peningkatan Produksi: Dalam meningkatkan produksi pangan, pemerintah melakukan optimalisasi lahan, teknologi pertanian modern, dan dukungan bagi petani. Hal ini diwujudkan dengan pemerintah telah menyiapkan anggaran sekitar Rp10 triliun pada 2025 untuk bantuan alat dan mesin pertanian agar produktivitas naik. Sehingga produksi beras diproyeksikan mencapain 34 juta-35,6 juta ton melampaui target awal 32 juta ton.
- Diservifikasi Pangan: Pemerintah mendorong konsusmsi pangan lokal tidak hanya beras melainkan juga ada sagu, singkong, jagung, talas, dan ubi jalar. Oleh karena itu, pemerintah terus menggencarkan gerakan Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA) agar masyarakat tidak bergantung pada beras saja. Hal ini juga bertujuan untuk membentuk pola makan sehat bagi masyarakat.
- Cadangan Srategis: Diketahui cadangan beras pemerintah (CBP) saat ini telah mencapai 4,2 juta ton. Hal ini merupakan rekor tertinggi sepanjang perjalanan Bulog.
- Stabilitas Harga: Unuk mendukung dan menjaga produk petai, pemerintah juga menghapus sistem rafaksi atau pemotongan harga dan berat barang agar produk petani tetap kompetitif di pasar.
Target dari swasembada pangan ini agar Indonesia bebas impor beras, jagung, dan garam pada akhir tahun 2025. Selain itu, terciptanya CBP untuk menjaga ketersediaan dan stabilitas harga.
(Alfiah Ziha Rahmatul Laili)
Streaming