'Rumah untuk Alie': Sentilan Pedih Bahaya Bullying

19 April 2025 19:59

Perundungan bisa datang dari mana saja, bahkan dari tempat yang seharusnya paling aman yaitu rumah sendiri. Seperti yang dikisahkan dalam film Indonesia terbaru yaitu "Rumah untuk Alie". Sebuah karya layar lebar yang hadir untuk membuka mata publik tentang realita kelam bullying dalam keluarga, isu yang sering luput dari perhatian.

Pesan utama yang coba disampaikan dalam film ini dengan narasi menyentuh dan menggugah. Film ini menyajikan cerita yang menyentil dan menyayat, menyoroti perundungan yang justru terjadi di dalam lingkungan keluarga. 
 

BACA : Karya Anak Bangsa Cetak Rekor Baru, Film Animasi 'Jumbo' Tembus 5 Juta Penonton

Lewat kisah Alie, anak bungsu dari lima bersaudara, film ini menggambarkan kekerasan verbal dan fisik yang dialami seorang anak hanya karena dianggap sebagai penyebab kematian ibunya.

Atas alur ceritanya, film ini kemudian mendapat perhatian khusus dari Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Atifah Fauzi, yang hadir dalam acara special screening. Ia menyebut film ini relevan dengan isu perlindungan anak yang menjadi fokus kementeriannya.

“Film ini banyak pesan-pesan yang bisa kita rekam sebagai bahan introspeksi, apakah dalam keluarga kita, anggota keluarga kita sudah aman dengan pola asuh dan pola komunikasi yang terjadi,” ujar Atifah seperti dikutip dari Metro Hari Ini Metro TV, Sabtu, 19 April 2025.

Alie yang diperankan oleh Anantya dalam film ini merupakan seorang anak bungsu dari lima bersaudara. Ia adalah anak perempuan satu-satunya yang seharusnya disayangi namun harus menerima hukuman atas kematian ibunya. 
 
BACA : Cegah Bullying dan Pelecehan, Legislator NasDem Usulkan Pemasangan CCTV Pintar di Sekolah

Sebelumnya, Alie hidup dalam lingkaran kasih sayang yang penuh cinta dan rumah yang selalu memeluknya. Namun, ia dituduh menjadi penyebab kematian ibunya sehingga Alie mendapatkan perundungan dari Ayah dan kakak-kakaknya.

Anantya Kirana berhasil membawakan peran Alie dengan emosional dan kuat, memperlihatkan luka batin seorang anak yang harus bertahan di tengah keluarga yang menyakitinya.

"Rumah untuk Alie" bukan sekadar film drama keluarga. Ia adalah pengingat yang menyakitkan bahwa bullying tidak hanya terjadi di sekolah atau media sosial, tapi juga bisa tumbuh dalam rumah yang semestinya menjadi tempat paling aman.

(Zein Zahiratul Fauziyyah)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com