Jakarta: Komitmen Presiden Prabowo Subianto untuk memperbanyak mahasiswa Indonesia yang belajar di Rusia mendapat respons positif dari pelajar Indonesia di negara tersebut.
Iwan Kurniawan Jaconiah, misalnya. Mahasiswa S3 Russian State Social University yang mengambil program doktoral bidang kebudayaan, membagikan pengalamannya dalam wawancara eksklusif dengan Prioritas Indonesia, Jumat, 20 Juni 2025.
"Hubungan sejarah Indonesia-Rusia sejak era Soekarno menjadi alasan saya memilih Rusia. Ada tiga bukti nyata: Gelora Bung Karno yang terinspirasi stadion Luzhniki Moskow, Rumah Sakit Persahabatan, dan patung Tugu Tani," kata Iwan, yang juga penerima beasiswa Pemerintah Rusia.
Ia juga menjelaskan sejumlah tantangan dan peluang selama menempuh pendidikan di Rusia.
Mahasiswa internasional diwajibkan mengikuti program persiapan bahasa Rusia selama satu tahun sebelum memasuki perkuliahan inti.
Durasi studi tergolong fleksibel, yakni dua hingga empat tahun untuk jenjang S1, enam bulan hingga dua tahun untuk S2, dan satu hingga tiga tahun untuk S3.
Terkait pembiayaan, Iwan menyebut beasiswa yang diterimanya saat ini baru menanggung sekitar 50 persen dari total kebutuhan, sehingga dukungan tambahan masih sangat diperlukan.
Ia menyambut baik rencana kerja sama antar Kementerian Pendidikan Indonesia dan Rusia untuk menambah kuota beasiswa hingga 1.500 orang. Menurutnya, ini menjadi peluang emas bagi pelajar dari daerah, seperti dirinya yang berasal dari Nusa Tenggara Timur.
Dengan latar belakang hubungan diplomatik yang telah terjalin selama 75 tahun, Iwan optimistis kerja sama pendidikan antara Indonesia dan Rusia akan terus diperkuat. Terutama dalam bidang kebudayaan. Hal ini sejalan dengan topik penelitian doktoralnya yang berfokus pada seni rupa pasca Perang Dunia II.
(Muhammad Adyatma Damardjati)