Polri memperkenalkan deretan robot baru dari robot humanoid yang bisa baris-berbaris, sampai robot anjing K9 yang lincah. Namun robot-robot ini bukan sekedar gaya-gayaan, ada rencana besar dibaliknya.
Tidak hanya satu unit, Polri memboyong sekitar 25 hingga 30 robot sekaligus. Ada 10 robot humanoid, 13 robot anjing K9, 7 robot penjinak bom, ditambah robot tank, dan juga robot layanan publik.
Deretan robot-robot polisi ini bukan sekedar atraksi, tapi bagian dari visi besar Polri menuju 2045, di mana teknologi akan menjadi tulang punggung modernisasi pelayanan dan keamanan. Kemampuannya tidak main-main, robot humanoid mampu melakukan baris-berbaris, memberikan hormat layaknya anggota polisi.
Sementara robot anjing K9 atau disebut I K9 memiliki kemampuan mendeteksi bahan peledak dan zat radioaktif. Lebih canggih lagi, mereka juga bisa dikerahkan dari udara menggunakan drone, lalu turunn untuk mendeteksi mobil atau benda-benda yang dicurigai berbahaya.
Hal ini menjadi pertanda bahwa
Polri tengah memasuki era baru, di mana kecanggihan robot bukan lagi sekedar mimpi futuristik, tapi nyata hadir dan siap menjadi bagian dari tugas-tugas kepolisian di Indonesia.
Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) Polri, Komjen Pol. Dedi Prasetyo menegaskan, penggunaan robot Polri dalam skema
transformasi digital Polri, bukan untuk menggantikan peran manusia.
"Kami sedang menyesuaikan kebutuhan lapangan dengan teknologi. Robot adalah mitra strategis, bukan pengganti peran manusia." tegas Irwasum Polri, Komjen Pol. Dedi Prasetyo.
Implementasi teknologi Polri
- Fase Pertama (2025-2026): Penyediaan unit demo di Museum Polri, Human Mabes, serta Pusat Edukasi Polri.
- Fase Kedua: Meliputi pelatihan personal dan riset bersama universitas mitra.
- Fase Ketiga: Uji coba terbatas di Samsat, SPKT, dan gudang Mabes/Polda dengan fokus layanan informasi dan edukasi.
Streaming