Presiden Prabowo Subianto meresmikan pembangunan energi terbarukan di 15 Provinsi pada hari ini, Kamis, 26 Juni 2025. Melalui video conference, presiden menyatakan pembangunan energi terbarukan adalah langkah Indonesia swasembada energi.
“Saya minta maaf yang sebesar-besarnya. Saya tidak dapat hadir secara fisik karena ketidakpastian akibat cuaca. Saya sudah siap dari jam 8.00 pagi untuk terbang, tetapi karena cuaca tidak memungkinkan, terpaksa saya hadir melalui video conference. Sekali lagi saya minta maaf, saya sangat ingin hadir secara fisik. Insyaallah akan saya cari waktu untuk hadir melihat proyek-proyek yang demikian penting, demikian bersejarah, dan demikian membanggakan,” tutur presiden dikutip dari Breaking News, Metro TV, Kamis, 26 Juni 2025.
“Peresmian pembangunan dan pengoperasian energi terbarukan di 15 provinsi dan peningkatan produksi minyak 30 ribu barel Blok Cepu adalah momentum yang sangat penting dalam pembangunan kita sebagai bangsa dengan program-program ini, dengan proyek-proyek ini. Dan tentunya masih banyak lagi proyek yang besar lagi yang harus kita laksanakan dan akan kita laksanakan. Ini semua adalah upaya untuk membuat bangsa kita swasembada energi,” tambahnya.
Menurut Prabowo Indonesia memiliki cadangan energi yang luar biasa banyak. Selain swasembada energi, presiden juga menyatakan Indonesia memiliki cadangan beras dan jagung yang tertinggi sepanjang sejarah. Ia juga menyebut produksi pangan meningkat 40-50% di berbagai daerah.
“Saudara-saudara sekalian, kemerdekaan suatu bangsa adalah ditentukan oleh kemampuan bangsa itu memberi makan untuk rakyatnya dan menjamin kehidupan dan penghidupan yang layak untuk bangsanya. Dan di situ peran energi sangat menentukan untuk kehidupan di abad ke-21 ini dan ke depan. Dan kita sangat bersyukur kepada yang maha kuasa, bangsa Indonesia diberi karunia potensi-potensi kekayaan-kekayaan yang luar biasa,” ucapnya.
“Bangsa Indonesia sekarang menuju swasembada pangan dengan sangat yakin dan sangat pesat. Saya telah memberi target untuk kita semap pangan empat tahun. Ternyata hasil beberapa bulan ini sudah menunjukkan produksi kita meningkat secara luar biasa sehingga kita menuju swasembada pangan dalam waktu satu tahun ini. Cadangan beras dan jagung yang ada di gudang-gudang pemerintah adalah tertinggi sepanjang sejarah republik kita. Produksi pangan kita juga dalam semester pertama tahun ini adalah juga tertinggi selama sejarah Republik Indonesia. Saya hadir di beberapa tempat produksi meningkat rata-rata 40-50%,” tuturnya.
Presiden yakin Indonesia akan jadi lumbung pangan dunia dan siap menghadapi krisis global bila sewaktu-waktu terjadi. Ia menyebut selain swasembada pangan, Indonesia juga akan swasembada energi dengan pembangunan 55 pembangkit energi baru, khususnya Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP).
“Indonesia tidak hanya akan swasembada pangan, kita akan menjadi
lumbung pangan dunia. Saudara-saudara sekalian, ini juga adalah suatu jaminan bahwa kita akan survive sebagai bangsa. Kalaupun terjadi krisis global yang luar biasa, kita sekarang yakin bahwa kita punya pasukan pangan bagi seluruh rakyat Indonesia. Energi adalah bagian juga sangat penting dalam kedaulatan suatu bangsa. Kita bersyukur bahwa kita memiliki sumber-sumber energi yang juga luar biasa. Sumber-sumber energi yang terbarukan ada di kita. Tinggal kita mengelola dengan baik. Dan hari ini, bukti kemampuan bangsa Indonesia untuk menuju swasembada energi yang sangat menentukan bagi masa depan kita,” katanya.
“Hari ini kita harus semikan dan mulai pembangunan 55 pembangkit energi baru dan terbarukan. Kita harusikan PLTP sebagai bukti bahwa Indonesia menuju kemandirian. Kita akan berdiri di atas kaki kita sendiri dan kita akan mampu memberi energi untuk seluruh rakyat Indonesia dalam keadaan yang efisien dan ekonomis,” ucapnya.
Presiden yakin Indonesia akan menjadi negara yang mencapai
NET zero carbon emission tepat waktu.
“Kita akan mungkin jadi negara di dunia mungkin yang bisa menuju
zero carbon emission tepat pada waktu yang direncanakan. Tetapi yang lebih penting adalah bahwa kita bisa menghasilkan energi dengan efisien, dengan tidak terlalu mahal dengan memotong jalur-jalur logistik yang mahal,” tambahnya.