Utang Whoosh Menggunung, Siapa yang Menanggung?

18 October 2025 02:22

Dua tahun lalu, kereta cepat akhirnya hadir di Asia Tenggara. Adalah Indonesia, negara pertama di ASEAN yang mengoperasikannya. Kereta cepat Jakarta Bandung ini diberi nama Whoosh, laksana suaranya saat melaju pada kecepatan 350 km/h. 

Namun di balik selebrasi ada berbagai polemik yang menghantui. Salah satunya soal tingginya biaya investasi. Saat melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR akhir Agustus lalu, pengelolaan dan masa depan proyek kereta cepat Jakarta Bandung menjadi sorotan, terutama soal kewajiban pembayaran hutang proyek Whoosh kepada mitra internasional dan dalam negeri. 

Dirut PT KAI yang baru pun mengakui utang megaproyek Whoosh merupakan bom waktu bagi KAI. "Terutama kami dalami juga ya masalah KCIC yang seperti yang disampaikan tadi, memang ini bom waktu," ungkap Dirut PT KAI, Bobby Rasyidin.

PT KAI merupakan pemegang saham terbesar dalam konsorsium PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), yang mewakili Indonesia dalam proyek KCIC. Mengutip laporan keuangan 2024 dari situs resmi PT KAI, PT PSBI ternyata merugi hingga Rp4,19 triliun sepanjang 2024. Dalam laporan evaluasi kinerja semester 1-2025, PSBI kembali merugi Rp1,62 triliun. 

Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia) sebagai holding BUMN pun berupaya mencari solusi untuk menyelesaikan hutang segunung proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Salah satunya mengambil alih utang proyek Whoosh sebagai beban negara.

Opsi pengambilan utang Whoosh oleh negara mengingatkan kita pada sikap plin-plan pemerintah saat proyek kereta cepat masih dalam tahap pembangunan. Awalnya Indonesia sempat negosiasi dengan Jepang yang siap mendanai 75?ri biaya senilai US$6,2 miliar dengan bunga 0,1% per tahun. 
 

Baca juga: Danantara Evaluasi Pembayaran Utang KCIC

Presiden Jokowi akhirnya memilih Tiongkok karena menjanjikan skema business to business. Artinya biaya investasi sepenuhnya berasal dari modal anggota konsorsium dan pinjaman tanpa perlu penjamin pemerintah. Padahal bunga pinjaman dari Tiongkok lebih besar yaitu 2% untuk dolar AS dan 3,46% untuk renminbi. 

BUMN KAI, Wijaya Karya, PTPN VIII, dan Jasa Marga patungan dalam konsorsium PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia. Presiden Jokowi pun menerbitkan Perpres No 107 Tahun 2015 untuk memastikan tidak akan ada pembiayaan langsung dari APBN dalam mega proyek kereta cepat. Namun di tengah jalan muncul Perpres Nomor 93 Tahun 2021 yang mengatur soal penyertaan modal negara ditambah penjaminan utang kepada BUMN yang memimpin konsorsium proyek kereta cepat. 

Agar proyek tidak mangrak, pemerintah turun tangan. Uang rakyat di APBN mengucur melalui Penyertaan Modal Negara (PMN). Pemerintah Indonesia dan Tiongkok sepakat menambal pembengkakan biaya sebesar US$1,2 miliar. Artinya pembangunan KCJB yang awalnya direncanakan sekitar US$6,07 miliar, naik menjadi US$7,27 miliar.

Namun Menteri Keuangan menyatakan tidak berencana menggunakan APBN untuk menalangi utang segunung kereta cepat Jakarta-Bandung. 

"Itu kan Whoosh sudah dikelola Danantara. Danantara sudah mengambil lebih dari 80 persen dividen BUMN. Seharusnya mereka bayar dari situ, malah bagus kalau mereka bisa bayar dari situ. Jadi kalau ke APBN agak lucu, karena untungnya ke dia, susahnya ke kita, seharusnya kalau diambil, ya ambil semua," ujar Purbaya saat ditemui di Terminal Behandle, tempat pemeriksaan fisik terpadu, Graha Sagara, Pelabuhan Tanjung Priok, Senin, 13 Oktober 2025.

Untuk menetralisir kegaduhan, Istana segera memberi penjelasan. Apalagi pemerintahan Prabowo masih berhasrat mengembangkan jalur kereta cepat hingga Surabaya.

Danantara sendiri mengaku belum menentukan nasib utang proyek KCIC senilai US$7,2 miliar atau setara Rp119,35 triliun termasuk opsi pembiayaan melalui APBN.

Hitungan proyek Whoosh meleset jauh dari tawaran Jepang yang diajukan melalui JIKA sebesar US$6,2 miliar dengan pinjaman berbunga 0,1% per tahun dalam jangka waktu 40 tahun. Tiongkok menetapkan bunga 3,4% per tahun. 

Upaya pemerintah untuk meminta penurunan bunga menjadi 2%, tidak membuahkan hasil. Tiongkok di atas angin, karena pemerintah Indonesia terlihat bersedia melakukan apapun agar proyek mercusuar ini tuntas.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Anggie Meidyana)