Di tengah ketegangan yang terjadi antara elite PBNU dan PKB, Mantan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhammad Lukman Edy, Rabu 31 Juli 2024, memenuhi panggilan PBNU. Pemanggilan terhadap Lukman Edy dilakukan PBNU untuk mendalami perselisihan antara para elite PKB dengan pucuk pimpinan NU.
Lukman menjelaskan PBNU sedianya ingin mengetahui substansi permasalahan yang terjadi antara PBNU dan PKB. Terlebih hubungan antara PBNU dan PKB tidak berlangsung baik sejak muktamar di Lampung. Selain itu banyak komentar dari para politisi PKB termasuk Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar yang tidak baik.
"Saya menjelaskan bahwa memang secara sistematik ada problem yang sangat mendasar. Problem yang sangat mendasar itu, di mana PKB di bawah kepemimpinan Cak Imin ini secara sistematis mengurangi peran-peran dan kewenangan dari para kiai. Bahkan formalnya Muktamar Bali itu menghilangkan sebagian besar kewenangan dari Dewan Syuro," jelas Lukman usai memenuhi panggilan dari Tim Lima PBNU di Jakarta Pusat.
Sebelumnya ketegangan antara PKB dan PBNU kian memanas dan merembet ke soal panitia khusus (Pansus) Haji 2024. Sejumlah anggota Pansus Haji meminta agar PBNU tak ikut campur urusan politik di Senayan.
Pernyataan anggota Pansus Haji ini muncul menyusul tudingan dari Ketua Umum PBNU
Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) bahwa Pansus Haji dibentuk untuk mengincar elite di NU.
Anggota Pansus Haji dari fraksi DPR, Luluk Nur Hamidah menilai pernyataan Gus Yahya terlalu meremehkan fraksi-fraksi di DPR yang mengusulkan dan menyetujui pembentukan Pansus. Luluk pun membantah bahwa Pansus Haji dibentuk untuk menyerang pribadi elite di PBNU.
Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf sebelumnya mengendus kepentingan pribadi di balik pembentukan Pansus untuk mendalami pelaksanaan haji 2024. Gus Yahya curiga salah satu tujuan Pansus yakni untuk menyerang PBNU, karena Kementerian Agama saat ini dipimpin adiknya Yahya Cholil Qoumas.
Terkait ketegangan yang terjadi antara PBNU dan PKB, Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta kisruh yang terjadi antara keduanya segera disudahi. Menurut Wapres, ketegangan antara PBNU dan PKB merupakan hal yang aneh dan tidak seharusnya terjadi, karena keduanya memiliki tugas yang berbeda. Di mana PBNU fokus pada pembangunan keumatan, sedangkan PKB di jalur politik.
Berbeda dengan Wapres, Cendekiawan
Nahdlatul Ulama (NU) Nadirsyah Hosen atau yang akrab disapa Gus Nadir mendorong para anggota Pansus Haji tidak terpengaruh dengan pernyataan ketua umum PBNU Gus Yahya. Mantan pengurus PBNU itu menilai ada banyak hal yang mesti diselidiki dari pelaksanaan ibadah haji selama ini.
Dinamika yang terjadi antara PBNU dengan Pansus haji yang dibentuk DPR sebetulnya bermula dari kegelisahan pengurus PBNU terhadap Partai Kebangkitan Bangsa. PBNU merasa PKB telah menyepelekan pengurus di NU dengan lontaran yang tidak pantas dan merendahkan.