Dampak Pembuangan Limbah Nuklir Jepang

27 August 2023 11:55

Langkah kontroversial Jepang membuang air radio-aktif dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi ke Samudera Pasifik memicu kecaman, baik dalam negeri maupun luar negeri. Bahkan, sejumlah negara bereaksi dengan melarang impor hasil laut dari Jepang. 

Sejak tsunami 2011 yang merusak PLTN tersebut, lebih dari satu juta metrik ton air limbah yang telah diolah terakumulasi dan mulai dibuang ke Samudera Pasifik. Tepatnya 1,3 juta metrik ton air yang akan dibuang secara bertahap. 

Pembuangan tahap pertama 7.800 meter kubik atau setara tiga kolam renang olimpiade air. Proses ini akan berlangsung selama 17 hari. Jepang memperkirakan proses pelepasan 1,3 juta metrik ton air limbah memerlukan waktu sekitar 30 tahun. 

Pakar Nuklir Universitas Gadjah Mada (UGM) Yudi Utomo Imardjoko menyatakan, hal itu bisa membuat biota laut mati karena menelan radiasi dari zat radio-aktif. 

“Biota laut bisa mati, karena menelan radiasi (zat radioaktif), ya itu toksik (racun) semua. Intinya itu limbah radioaktif itu toksik,” ujarnya. 

Namun, Jepang bersikukuh air olahan dari Fukushima aman. Yang didukung dengan lampu hijau dari Badan Energi Atom International untuk pelepasan air limbah nuklir, karena menyimpulkan bahwa dampak yang ditimbulkan air olahan itu terhadap manusia dan lingkungan dapat diabaikan. 

Meski diklaim aman, tapi keputusan Jepang membuang limbah nuklir memicu kehawatiran sejumlah negara. Bahkan ada yang menghentikan impor seafood dari Jepang. Di antaranya, Tiongkok melarang impor hasil laut Jepang sebagai alngkah mencegah kontaminasi radioaktif terhadap keamanan pangan. 

Lalu, Korea Selatan menghentikan impor produk laut dari Jepang. Perdana Menteri Korea Selatan menyatakan larangan impor produk perikanan akan berlaku sampai kekhawatiran masyarakat mereda. 

Hongkong juga memberlakukan pembatasan impor makanan laut dari Jepang. Kepala Eksekutif Hongkong John Lee bahkan menyebut, praktik Jepang membuang limbah nuklir merupakan pemaksaan tidak bertanggung jawab kepada pihak lain. 

Langkah penghentian impor oleh sejumlah negara berpotensi mengguncang industri hasil laut Jepang. Menyadari hal ini, Menteri Perindustrian Jepang Yasutoshi Nishimura memohon Tiongkok mencabut larangan impor hasil laut dari Jepan. 

Terkait Indonesia, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memastikan kondisi laut Indonesia tidak akan terpengaruh pembuangan limbah nuklir Fukushima 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Thirdy Annisa)