Tiga kali Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas dipanggil Pansus Haji, tiga kali pula Yaqut mangkir. Panggilan sejak Agustus 2024 itu tidak pernah disambut hingga Yaqut safari dinas ke luar negeri dan belum kembali ke Tanah Air sampai sekarang. Mepetnya waktu DPR periode saat ini membuat Pansus merumuskan rekomendasi tanpa klarifikasi Menag Yaqut.
Sedari pertengahan September lalu, Menag Yaqut Cholil Qoumas memulai safari dinasnya ke empat negara. Mulai dari Arab Saudi, Italia, Prancis, hingga Uni Emirat Arab (UEA).
Di Arab Saudi, Yaqut disebut bertugas untuk persiapan awal penyelenggaraan ibadah haji tahun depan. Lalu, mantan Ketua GP Ansor ini lanjut terbang ke Italia untuk menghadiri Indonesia Global Halal Fashion Week dan melakukan pertemuan dengan Halal Quality Control Italia.
Selepas dari Italia Yaqut ke Paris, Prancis, sebab diamanatkan oleh Presiden Joko Widodo untuk hadir dalam pertemuan internasional untuk perdamaian ke-38 yang diselenggarakan oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron. Yaqut menyatakan sempat bertemu Macron dan menyampaikan salam dari Presiden Joko Widodo. Setelah dari Prancis, Yaqut dijadwalkan ke Uni Emirat Arab untuk menghadiri pertemuan terkait kerjasama bidang zakat dan wakaf.
Masa kerja DPR periode ini pun berakhir di ujung September ini. Untuk menjustifikasi mangkirnya Menteri Yaqut, akun Instagram Kementerian Agama memposting ulasan soal rencana upaya paksa pemanggilan oleh Pansus, dengan menghadirkan pakar hukum dari UGM.
Pansus menduga ada pihak yang sengaja menugaskan Yaqut untuk menghindari Pansus Haji. Sementara Pansus Haji DPR juga dinilai ‘masuk angin’ sebab menghilangkan poin penting soal penyalahgunaan wewenang.
“Dalam hal penyalahgunaan kewenangan dan pelanggaran hukum yang seharusnya itu ditebelin dan dibuat secara transparan, malah sangat dihaluskan dalam rangka untuk diserahkan kepada aparat penegak hukum. Kalau teman-teman jurnalis dan publik tidak mengawasi, itu isinya bisa masuk angin itu,” jelas Anggota Pansus Haji Marwan Jafar dalam keterangannya, Rabu, 25 September 2024.
Marwan menyebut mangkirnya Menag Yaqut Cholil Qoumas tidak wajar dan seharusnya bisa diwakilkan. “Itu kan bisa diwakilkan, atau jangan-jangan disuruh lari? Dikasih izin? Masa gini
gak bisa baca sih? Iya tugas negaranya apa? Kalau tugas negaranya nonton fashion halal dan itu kita kutip dari laman
Kemenag loh, dari media loh,”ujar Marwan.
Ketua Pansus Haji DPR Nusron Wahid membantah bahwa Pansus Haji ‘masuk angin’. “30 orang itu masing-masing mempunyai otak dan pemahaman berbeda-beda, kita mencari titik temu di antara 30 orang itu, kita ambil yang mayoritas. Kalau ada satu dua yang enggak cocok ya biasa. Tapi secara umum secara
overall oke,” tutur Nusron.