Misteri Kematian Diplomat Muda Kemenlu

14 July 2025 15:27

Aktivitas mondar-mandir penjaga kos sebelum ditemukannya diplomat muda Kementerian Luar Negeri, Arya Daru Pangayunan, dalam kondisi tak bernyawa memicu kecurigaan publik. Polda Metro Jaya akhirnya mengungkap alasan di balik pergerakan tak biasa penjaga kos tersebut.

Kasubdit Penmas Polda Metro Jaya AKBP Reonald Simanjuntak menjelaskan bahwa penjaga kos tersebut bolak-balik memeriksa kamar korban atas permintaan istri korban. Permintaan itu disampaikan sebanyak tiga kali sebelum akhirnya korban ditemukan meninggal dunia di dalam kamar kosnya.

“Tiga kali istri korban menghubungi penjaga kos untuk mengecek kamar. Itulah kenapa penjaga kos bolak-balik memeriksa kondisi korban, sampai akhirnya pagi hari penjaga kos membuka kamar dan menemukan korban,” jelas AKBP Reonald Simanjuntak dikutip dari Metro Siang Metro TV pada Senin, 14 Juli 2025.

Penyidik hingga kini masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium forensik untuk mengungkap penyebab pasti kematian. Polisi menegaskan bahwa penyidikan dilakukan secara profesional dengan pendekatan scientific investigation.
 

Baca Juga: Polri Segera Publikasi Daftar Merek Beras Oplosan

Sementara itu, kematian diplomat muda berusia 39 tahun itu masih menyisakan banyak tanda tanya. Apakah korban benar-benar meninggal karena bunuh diri, atau justru menjadi korban pembunuhan yang direkayasa.

Kriminolog Hanifah Hasna menilai ada kemungkinan kuat bahwa Arya menjadi korban pembunuhan. Ia menyoroti detail lilitan lakban di kepala korban yang diduga terlalu rapat dan sistematis untuk dilakukan sendiri.

“Kalau lilitan lakban itu dimulai dari mulut, ada indikasi upaya membungkam korban dalam kondisi sadar. Tapi kalau lilitan dibuat setelah korban meninggal, besar kemungkinan ini rekayasa bunuh diri atau staging suicide. Ini bisa jadi kasus pembunuhan yang dipersiapkan sangat rapi,” ungkap Hanifah Hasna.

Pendapat serupa disampaikan oleh sosiolog kriminalitas dari UGM, Soerapto. Ia menilai kondisi kepala korban yang dililit penuh lakban kecil kemungkinan dilakukan sendiri.

“Tidak logis korban bisa melilit kepalanya sendiri dengan lakban secara penuh. Bisa jadi pelaku menggunakan sarung tangan dan menempelkan tangan korban ke lakban untuk mengaburkan sidik jari. Apalagi ada informasi bahwa korban sempat mendapat kiriman makanan sebelum ditemukan tewas. Sangat mungkin makanan itu mengandung obat bius,” jelas Suprapto.

Saat ini penyidik Polda Metro Jaya masih memeriksa berbagai barang bukti, termasuk rekaman pengawas, hasil otopsi, dan jejak digital korban. Kapolda Metro Jaya memastikan proses penyelidikan akan rampung dan hasilnya diumumkan dalam waktu satu pekan.

(Tamara Sanny)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id