Jakarta: Sejumlah SPBU swasta mengalamai kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) sejak akhir Agustus 2025. Shell, Vivo, dan BP mulai mengalami kehabisan stok.
SPBU BP Antasari, Jakarta Selatan, misalnya. Yang biasanya menjual BP Ultimate, BP92, dan BP Diesel, kini hanya tersisa produk BP Ultimate.
Hingga saat ini, pasokan BP92 hanya tersedia di tiga SPBU BP di kawasan Jabodetabek. Pihak BP AKR menyebut dari 12 terminal BBM, saat ini hanya memproduksi solar tanpa tambahan pasokan bensin. Kondisi ini memengaruhi operasional sejumlah SPBU swasta.
Per 1 Oktober 2025, SPBU swasta menyesuaikan harga BBM. Untuk BP92, harga naik menjadi Rp12.890 per liter atau meningkat Rp280 dari bulan sebelumnya. Kelangkaan stok membuat BP AKR membuka opsi merumahkan karyawan jika distribusi BBM tidak segera normal.
Presiden Direktur BP AKR, Vanda Laura, menyampaikan sejumlah penyesuaian operasional dilakukan. Termasuk pengurangan jam operasional SPBU, dari 24 jam menjadi hingga pukul 18.00 WIB.
Kementerian ESDM sebelumnya menawarkan solusi dengan memberikan akses bagi SPBU swasta untuk membeli BBM murni atau base fuel dari
Pertamina. Pertamina pada 2025 telah menyiapkan kuota impor sebesar 110 persen untuk memenuhi kebutuhan. Namun, BP menolak opsi tersebut karena kandungan etanol dalam BBM mencapai 3,5 persen.
(Aulia Rahmani Hanifa)
Streaming