Dua ambulans terlihat keluar dari lokasi utama pencarian gedung Ambruk di Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, pada Jumat, 3 Oktober 2025. Dua ambulans ini diduga membawa dua jenazah yang berhasil ditemukan dan dievakuasi Tim SAR gabungan di lokasi reruntuhan bangunan musala.
Jenazah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim untuk kemudian dilakukan proses identifikasi lebih lanjut. RS Bhayangkara menjadi pusat post mortem karena dinilai memiliki prasarana yang lebih lengkap serta dapat menampung hingga 100 jenazah.
Selain dua ambulans yang keluar, dua alat berat berupa ekskavator juga dikerahkan ke lokasi ini untuk membantu proses evakuasi puluhan santri yang masih tertimbun saat ini.
Tim SAR gabungan sejak Kamis siang sudah mengerahkan alat berat ke lokasi bangunan roboh untuk melanjutkan proses evakuasi dengan tahapan pencarian korban meninggal dunia.
Update Jumlah Korban Reruntuhan Bangunan Ponpes Al Khoziny
Adapun data sementara yang telah dihimpun per Kamis (3/10) pukul 11.45 WIB, secara keseluruhan, jumlah korban terdampak mencapai 166 orang dan data ini masih terus berkembang seiring proses pencarian.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 111 orang telah ditemukan, sementara sekitar 54 orang masih dalam pencarian. Adapun rincian kondisi korban meliputi 14 orang dirawat inap di sejumlah rumah sakit, 89 orang telah diperbolehkan pulang dan sembilan orang dinyatakan meninggal dunia.
Korban yang dirawat tersebar di berbagai fasilitas kesehatan, antara lain RSUD RT Notopuro Sidoarjo, RS Siti Hajar, RS Delta Surya, RS Sheila Medika, RS Unair, Klinik BDS Tebel, RSUD dr. Mohamad Soewandhie Surabaya, dan RS Sakinah Mojokerto. Dari catatan medis, sebagian besar pasien telah pulang, sebagian masih menjalani perawatan inap, dan terdapat beberapa korban meninggal dunia di masing-masing fasilitas kesehatan tersebut.
Sementara itu, terdapat pula korban yang kembali ke rumah tanpa memerlukan penanganan medis lanjutan, serta beberapa korban berhasil ditemukan selamat oleh tim SAR gabungan.
BNPB memberikan dukungan penuh terhadap operasi ini, termasuk pengiriman peralatan evakuasi berupa 200 kantong jenazah, 200 pasang sarung tangan, 4.000 masker, 250 set APD dan dukungan lainnya sesuai kebutuhan lapangan. Selain itu, BNPB juga menyediakan insentif operasional bagi para personel tim gabungan yang terlibat dalam proses evakuasi selama tujuh hari.