Jakarta: Bondi Beach, Salah satu pantai paling ikonik di dunia. Biasanya identik dengan matahari, selancar, dan wisata. Tapi pada 14 Desember 2025, tempat ini berubah menjadi lokasi penembakan massal paling mematikan di Australia dalam hampir 30 tahun.
Ini yang perlu kamu tahu
Malam itu, sebuah perayaan Hanukkah yang dihadiri komunitas Yahudi berlangsung di area Archer Park, dekat Bondi
Beach.
Tiba-tiba, dua pria bersenjata melepaskan tembakan ke arah kerumunan.
Dalam hitungan menit, suasana berubah total. Teriakan, orang-orang berlarian, dan suara tembakan yang menurut saksi mencapai lebih dari 100 kali.
Polisi segera tiba di lokasi
Satu pelaku, pria berusia 50 tahun, tewas ditembak di tempat. Pelaku kedua, anaknya yang berusia 24 tahun, terluka parah dan kini dirawat di rumah sakit.
Hingga saat ini, total 16 orang dilaporkan tewas, termasuk anak-anak dan satu pelaku Lebih dari 40 orang lainnya terluka.
Polisi Australia menyebut ini sebagai serangan teror bermotif antisemitisme, karena targetnya jelas: acara keagamaan komunitas Yahudi.
Ada satu momen yang jadi sorotan
Seorang warga sipil, pemilik toko buah di sekitar lokasi, terlihat mencoba menghadang salah satu pelaku. Aksinya, meski berisiko besar, diyakini membantu mengurangi jumlah korban.
Setelah kejadian, polisi menggerebek rumah pelaku di Bonnyrigg, Sydney Barat, dan menyita enam senjata api ilegal.
Tim penjinak bom juga menemukan benda mencurigakan di sekitar lokasi.
Perdana Menteri Australia Anthony Albanese dan pemimpin dunia langsung mengecam serangan ini. Keamanan di tempat-tempat ibadah diperketat, dan layanan dukungan psikologis disiapkan untuk korban dan keluarga.
Bondi
Beach kini kembali dibuka. Tapi bagi banyak orang, luka dan trauma dari malam itu belum akan hilang dalam waktu dekat.
Saksikan
MTVN Lens lainnya hanya di
Metrotvnews.com.