Kementerian Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Kemenko PM) memberikan apresiasi tertinggi melalui program Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Inspiradaya 2025. Ada 20 SPPG terbaik yang berhak menilai penghargaan ini. SPPG tersebut dinilai berhasil menggabungkan layanan gizi dengan pemberdayaan komunitas dan penguatan ekonomi lokal.
"Inspiradaya merupakan program penguatan kapasitas dan apresiasi bagi pelaksana SPPG yang bertujuan membangun ekosistem pemberdayaan berbasis MBG," ujar Deputi Bidang Koordinasi Pemberdayaan Desa, Desa Tertinggal, dan Desa Tertentu Kemenko PM, Abdul Haris, melalui keterangan tertulis, Selasa, 9 Desember 2025.
Puncak seleksi penganugerahan Inspiradaya sebagai bentuk apresiasi SPPG yang membangun jejaring ekonomi dan sosial melalui kolaborasi dengan petani, UMKM, dan koperasi lokal, terlaksana Selasa pagi, 9 Desember 2025.
Dari 110 SPPG yang mendaftar, sebanyak 20 SPPG terpilih sebagai penerima penghargaan. Ke-20 SPPG ini akan menjadi rujukan nasional untuk praktik pemberdayaan berbasis pangan lokal. Mereka dinilai unggul dalam inovasi, penguatan rantai pasok, dan penyerapan tenaga kerja lokal.
“Yang menjadi dorongan kita akar seluruh dapur-dapur MBG di seluruh tanah air yang pertama gunakan produktivitas komunitas di sekitar SPPG-nya. Jangan sekali-kali produksi MBG menggunakan bahan impor. Masih banyak yang menggunakan tepung, mereka enggak tahu tepung itu impor.” kata Menko PM, Muhaimin Iskandar, dikutip dari tayangan
Selamat Pagi Indonesia, Metro TV, Rabu, 10 Desember 2025.
Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar menegaskan, bahwa SPPG terpilih akan mendapat pendampingan dan pembinaan berkelanjutan untuk mendorong replikasi praktik baik di daerah lain.
“20 (SPPG terpilih) ini menjadi contoh untuk SPPG melaksanakan itu,” ucapnya.
Kegiatan ini meliputi workshop penguatan kapasitas dan jamuan lokal MBG untuk memperkenalkan keragaman pangan daerah. 20 SPPG terpilih yang tersebar dari Papua hingga Jawa ditetapkan sebagai role model nasional yang akan menjadi rujukan dalam penguatan tata kelola gizi berbasis pemberdayaan.
Ini sejalan dengan perintah Presiden Prabowo Subianto bahwa
MBG harus sekaligus menggerakkan ekonomi rakyat setempat, membuat SPPG menjadi berkah bagi komunitas di sekitarnya.