Budaya membaca adalah kebiasaan atau pola perilaku yang diterapkan secara luas dalam suatu masyarakat. Membaca menjadi budaya penting karena berperan besar dalam pengembangan intelektual individu dan kemajuan bangsa.
Namun sayang, minat membaca buku di Indonesia dinilai masih sangat rendah. Menurut data UNESCO dan Kemenkominfo pada 2023 menyebut indeks minat baca masyarakat Indonesia hanya di angka 0,001% atau dari 1.000 orang Indonesia, hanya satu orang yang rajin membaca.
Padahal di era informasi dan digital saat ini, membaca tidak hanya terbatas pada buku cetak. Tetapi juga mencakup media digital seperti e-book, artikel online, dan media sosial yang saja tidak membatasi keleluasaan masyarakat untuk membaca.
Budayawan sekaligus Duta Baca Indonesia Gol A Gong menolak hasil data tersebut. Data temuan rendahnya minat baca masyarakat Indonesia dinilai tak cukup mewakili kondisi yang ada. Ia menilai bukan rendahnya minat baca masyarakat Indonesia, melainkan ketersediaan bukunya yang tidak mencukupi.
"Harus ditanyakan itu, rendah itu sebetulnya siapa objek penelitinya, anak usia berapa, itu harus jelas. Nah yang terbaru dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, trennya sedang menanjak. Pertanyaannya minat bacanya rendah apa enggak? Ketersediaan bukunya yang kurang," kata Gol A Gong.
Gol A Gong juga menambahkan literasi digital memiliki peran penting dalam meningkatkan minat baca masyarakat. "Mindset kita harus diubah bahwa sekarang literasi digital, walaupun yang konvensional atau analog masih tetap bertahan," ujar Gol A Gong.
"Harusnya Kurikulum Merdeka itu kita mengintegrasikan teknologi, enggak bisa ditolak. Guru-gurunya harus di-upgrade, bukan muridnya. Jadi sebetulnya problemnya adalah literasi keluarga kita harus dibina," lanjutnya.
Upaya meningkatkan budaya membaca menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia menjadi perhatian banyak pihak. Salah satu gerakan yang mendukung digalakkannya budaya membaca yakni Literatur Jakarta. Gerakan ini kembali menggelar kegiatannya di Jakarta, tepatnya di kawasan Lebak Bulus hingga Istora Senayan.
Ditilik dari namanya yang merupakan gabungan dua kata, literasi dan tur yang artinya membaca sambil jalan-jalan ini mengajak masyarakat untuk membaca sambil jalan-jalan menggunakan transportasi umum. Kegiatan itu sekaligus menelusuri ruang-ruang baca yang tersebar di perkotaan.
Tujuan gerakan Literatur yang digagas perempuan muda, Nabila Putri, ialah menikmati gerakan membaca buku di mana saja, terutama di transportasi umum, seperti kereta, bus, maupun transportasi lainnya.
"Aktivitasnya adalah jalan-jalan bebukuan dengan transportasi umum. Peserta yang ikut kegiatan literasi dan tour ini atau bisa disingkat Literatur, nantinya akan kami ajak jalan-jalan ke ruang-ruang baca yang tersebar di perkotaan dengan menggunakan transportasi umum yang ada di perkotaan," ungkap Nabila Putri.
Nabila juga menyampaikan, membaca memberikan banyak benefit yang tak hanya sekedar menambah wawasan, namun juga melatih empati. Menambah teman baru juga menjadi manfaat lain karena peserta akan bertemu dengan banyak orang dari berbagai latar belakang.
Literatur terbuka bagi siapapun yang ingin ikut serta tanpa mengenal usia. Tak hanya itu, teman-teman disabilitas juga dapat berpartisipasi karena literatur menjunjung semangat inklusivitas.
"Membaca itu penting karena kita jadi melatih empati setidaknya seperti itu. Walaupun memang sebagian orang merasa bahwa membaca buku itu harus ada sesuatu yang ditangkap seperti ilmu atau wawasan baru. Tapi sebenarnya kalau teman-teman membaca buku untuk sekedar aktivitas rekreasional enggak apa-apa banget," tutur Nabila.
Hal tersebut Senada dengan Ruth, salah satu peserta gerakan Literatur yang menilai bahwa aktivitas ini memberikan banyak manfaat bagi dirinya. "Saya suka membaca, di kota saya sebelumnya itu belum ada gerakan membaca," ucapnya.
Tentu sebagai penggagas, Nabila berharap para peserta Literatur dapat menikmati aktivitas membaca dalam kondisi apapun dan dilakukan di manapun. Selain itu, ia juga berharap pemerintah bisa membuat transportasi umum yang terintegrasi oleh siapapun dan di manapun sehingga dapat digunakan dan bermanfaat bagi di masyarakat banyak.
"Aku ingin teman-teman untuk bisa menikmati membaca apapun di lokasi manapun dalam kondisi apapun di transportasi umum, di ruang publik, di manapun, kalian jangan takut untuk membaca karena itu hak kalian," pungkasnya.