Membantu Gaza dari Udara

22 August 2025 23:08

Kelaparan diduga menjadi senjata baru Zionis Israel untuk mengusir warga Palestina dari Jalur Gaza. Anak-anak kurang gizi di Jalur Gaza kini tengah viral di tingkat global.

UNRWA melaporkan lebih dari 100 rakyat Palestina telah mati kelaparan. UNRWA juga menemukan satu dari lima anak di Gaza City mengalami malnutrisi.

Laporan UNRWA mengungkap blokade Israel mengakibatkan ribuan truk tertahan di Yordania dan Mesir. Padahal, truk-truk tersebut membawa bantuan makanan dan obat-obatan.

Setiap hari, Gaza membutuhkan 500-600 truk bantuan agar rakyat Palestina tidak kelaparan. Akibat kekurangan pasokan bahan makanan, banyak dapur umum di Gaza yang kini berhenti beroperasi. Padahal, dapur umum ini menopang kehidupan warga Gaza yang juga mengalami kelangkaan bahan bakar.

Kelaparan di Jalur Gaza merupakan dampak blokade total Zionis Israel yang telah berlangsung empat bulan. Program Pangan Dunia PBB (WFP) menyatakan sudah menyiapkan logistik yang cukup untuk menyambung kehidupan 2,1 juta penduduk Gaza selama tiga bulan.

Persoalannya, bantuan akhirnya tidak dapat maksimal membantu warga Gaza. Sebab, sulitnya akses masuk yang dikontrol Zionis Israel.
 

Baca juga: Dubes RI untuk Yordania Apresiasi Misi Kemanusiaan Satgas Garuda Merah Putih II

Sementara skrining lembaga Save The Children pada dua minggu pertama di bulan Juli menemukan 259 balita di Gaza harus menjalani perawatan karena malnutrisi. Skrining terhadap ibu menyusui di Gaza juga mengungkap 43% di antaranya mengalami malnutrisi.

UN OCHA juga menyatakan bahwa jalur Gaza tengah mengalami krisis kemanusiaan dan satu dari tiga penduduk Gaza tidak mendapat makanan selama berhari-hari. Menurut laporan UN OCHA, 80% kematian akibat kelaparan terjadi pada anak-anak.

Satu dari lima warga di Gaza dilaporkan mengalami kelaparan akibat blokade Zionis Israel. Menurut data Integrated Food Security Phase Classification (IPC), 93% warga Gaza menghadapi kekurangan makanan yang akut. 

IPC juga menemukan lebih dari 70.000 balita dan 17.000 ibu hamil dan menyusui mengalami malnutrisi akut di seluruh Gaza. Di seluruh wilayah Gaza, IPC menemukan kasus kekurangan makanan tingkat katastrofik.

Jumlah terbanyak di Arafah yaitu 25% yang menjadi tujuan warga Gaza untuk mengungsi dari serangan Zionis Israel. Disusul dua wilayah di utara Jalur Gaza sebesar 15?ri populasi. Kekurangan makanan tingkat katastrofik berarti warga mengalami kelaparan yang memicu tingkat kematian tinggi. 

Misi airdrop bantuan kemanusiaan di Gaza bertepatan dengan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia (RI). Logistik yang akan didistribusikan mencapai 800 ton di antaranya bahan makanan, selimut, dan obat-obatan.

Tim Satgas Merah Putih berangkat dari Tanah Air pada 13 Agustus lalu. Misi ini akan berlangsung selama 12 hari di 10 titik drop di Gaza. Kerajaan Yordania menyediakan Lanud King Abdullah sebagai basis operasi airdrop bantuan Indonesia untuk Gaza. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Silvana Febriari)