Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern yang serba cepat, manusia sering kali kehilangan arah. Individualisme, materialisme, dan hedonisme menjadi tantangan besar yang menggerus nilai-nilai spiritualitas dalam kehidupan sehari-hari. Namun, esensi tasawuf tetap mengajarkan kita untuk menemukan keheningan dalam keramaian, menyatu dengan kasih sayang Ilahi, dan mencari makna sejati di balik segala aktivitas.
Tasawuf di era modern tidak sekadar mengacu pada praktik mistisisme dalam Islam, melainkan lebih pada upaya menyeimbangkan aspek jasmani dan rohani. Seseorang yang berorientasi pada spiritualitas tidak harus menjadi pengamal tarekat, tetapi cukup dengan membangun kesadaran akan pentingnya mengasah dan memperkaya dimensi rohani. Pendewaan diri, kehausan akan materi, dan budaya hedonistik yang menitikberatkan pada kepuasan jasmani perlu diimbangi dengan zikir, ibadah, dan kesadaran akan hubungan manusia dengan Sang Pencipta.
Dalam ajaran tasawuf, ada tiga tahapan penting dalam transformasi diri: takhalli, tahalli, dan tajalli. Takhalli adalah proses meninggalkan sifat-sifat buruk, tahalli adalah mengisi diri dengan sifat-sifat terpuji, dan tajalli adalah pencapaian pencerahan spiritual yang memunculkan keindahan
Tuhan dalam diri seseorang. Seorang sufi modern adalah individu yang tidak hanya kuat dalam spiritualitas, tetapi juga aktif dan berkontribusi dalam kehidupan sosial, ilmu pengetahuan, serta pekerjaan duniawi dengan tetap berpegang pada nilai-nilai keislaman.
Konsep sufi modern bukanlah tentang menarik diri dari dunia, melainkan menemukan kedalaman dalam setiap langkah kehidupan. Dalam dunia yang dipenuhi distraksi dan kesibukan, nilai-nilai sufi membantu manusia untuk menciptakan harmoni, belas kasih, dan kebijaksanaan dalam menghadapi tantangan zaman. Peribadatan yang dilakukan bukan hanya sebatas rutinitas, tetapi juga menjadi sarana untuk meningkatkan kualitas diri dan hubungan dengan sesama.
Dengan demikian, menjadi sufi di era modern berarti menjadi pribadi yang seimbang antara aspek material dan spiritual. Sebagaimana yang diajarkan oleh para sufi terdahulu, keseimbangan inilah yang akan membawa manusia menuju kebahagiaan sejati, baik di dunia maupun di akhirat.
(Tamara Sanny)