Kunci Menjadi Haji Mabrur: Jaga Niat dan Adab

9 May 2025 16:18

Umat Islam di seluruh dunia kini tengah melaksanakan ibadah haji, rukun Islam kelima yang wajib ditunaikan bagi yang mampu secara fisik dan finansial. Antusiasme tinggi juga tampak dari para jemaah haji asal Indonesia yang telah tiba di Madinah dan bersiap menuju Mekkah Al-Mukarramah.

Namun, penting disadari, bahwa ibadah haji bukan sekadar perjalanan spiritual biasa. Menurut KH Muhammad Daniel Nafis, pengasuh Ponpes Raudhatul Ihsan sekaligus pembimbing ibadah haji, ada banyak adab dan penghayatan batin yang harus dijaga agar ibadah haji benar-benar bermakna dan berujung pada predikat haji mabrur.

Dalam dialog eksklusif, KH Muhammad Daniel Nafis menegaskan bahwa hal utama yang perlu ditata sebelum menunaikan haji adalah niat yang lurus semata-mata karena Allah. 

“Haji bukan hanya soal fisik dan finansial, tapi soal totalitas ibadah. Ibadah hati, lisan, dan jasad harus diselaraskan,” ujar Muhammad Danial dikutip dari Metro Siang Metro TV pada Jumat, 9 Mei 2025.

Ia mengingatkan bahwa ibadah haji adalah bentuk kesempurnaan iman dan Islam. Karena itu, seluruh jemaah wajib menjaga adab, akhlak, dan lisan, apalagi ketika sudah memasuki Madinah, kota suci tempat junjungan Nabi Muhammad SAW dimakamkan. 
 

Baca Juga: Kebutuhan Avtur Penerbangan Haji Tahun Ini Capai 30.362 KL, Naik 3,8%

“Adab di tanah suci adalah cermin dari ketulusan dan keikhlasan. Lisan harus dijaga, jangan merusak ibadah dengan ucapan yang sia-sia,” tambahnya.

KH Daniel juga menekankan pentingnya memahami makna zikir talbiyah, yang hanya dilafalkan selama ibadah haji dan umrah. Talbiyah adalah bentuk kesadaran bahwa seseorang berhaji bukan karena kekayaan atau jabatan, tetapi karena panggilan langsung dari Allah SWT. 

“Talbiyah itu deklarasi tauhid. Labbaik Allahumma labbaik, artinya aku penuhi panggilan-Mu, ya Allah, tanpa menyekutukan-Mu,” jelasnya.

Terkait kekhawatiran sebagian orang yang merasa takut berhaji karena pernah melakukan kesalahan di masa lalu, KH Daniel menegaskan bahwa panggilan haji adalah tanda kasih sayang dan ampunan Allah. 

“Kalau sudah dipanggil ke tanah suci, itu bukti bahwa rahmat Allah lebih luas dari dosa hamba-Nya,” katanya.

Ia pun mengingatkan bahwa puncak haji adalah wukuf di Arafah, yang merupakan simbol ma’rifatullah, yaitu mengenali siapa dirinya sebagai hamba dan siapa Allah sebagai Sang Pencipta. 

“Tujuan haji adalah menyucikan diri dari kesyirikan dan memperbaiki kualitas hidup sebagai muslim,” tegasnya.

Menutup perbincangan, KH Daniel Nafis memberi pesan agar para jemaah benar-benar menata hati dan perilaku agar haji mereka tidak hanya menjadi haji mabur, yang hanya terbang ke tanah suci, melainkan menjadi haji mabrur yang membawa perubahan positif sepulangnya ke tanah air. 

“Tanda haji mabrur itu bukan dipanggil ‘Pak Haji’, tapi perubahan akhlak. Dari malas jadi rajin, dari marah-marah jadi lembut, dari egois jadi penyayang. Itulah haji yang diterima Allah,” pungkasnya.

(Tamara Sanny)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Gervin Nathaniel Purba)