23 June 2023 08:24
Di usianya yang hampir lima abad, Kota Jakarta akan segera kehilangan status ibu kotanya. Namum, hal tersebut tidak menyurutkan minat masyarakat untuk menggantungkan harapan dan impian, termasuk generasi mudanya.
Jakarta sudah memasuki usianya yang ke-496 tahun. Masalah-masalah klasik seperti banjir, kemacetan dan polusi udara, memang masih menjadi persoalan bagi warga dan juga orang yang mengantungkan nasibnya di kota yang sebentar lagi akan kehilangan statusnya sebagai ibu kota negara.
Salah satu warga, Rizky menyebut, Jakarta sudah tumbuh di berbagai bidang. Namun, ia berharap kondisi udara di Jakarta bisa membaik.
"Kota Jakarta sekarang sudah bagus, pertumbuhan di berbagai bidang juga bagus, tetapi mungkin lebih baiknya dari segi polusi mudah-mudahan dapat dikurangi," ujar Rizky.
Sementara itu, Pengamat Tata Kota Nirwono Yoga menegaskan, walau tanpa status ibu kota, Jakarta tetap harus menyelesaikan beberapa masalah klasiknya, sebelum bergerak ke tahap berikutnya.
Sebelum visi pengembangan Jakarta selanjutnya ditentukan, penentu kebijakan dapat belajar dari kota-kota lain di dunia yang bisa menjadi kota global, pusat keuangan, bisnis, seni dan olahraga.
Nirwono juga menambahkan pemimpin Jakarta yang akan datang harus punya visi yang maju dan juga berkelanjutan hingga puluhan tahun ke depan.
"Tentu kita mengharapkan kepada daerah (gubernur) Jakarta nanti mempunyai visi yang futuristik. Ia punya gambaran Jakarta 2045 seperti apa, kalau ingin jadi kota global, kota global sepertia apa, kota bisnis seperti apa, kota seni seperti apa," tambah Nirwono.
Perpindahan status ibu kota mungkin akan menjadi tantangan besar ke depannya. Namun, Jakarta dengan segala permasalahannya, tetap akan menjadi magnet tujuan bagi mereka yang ingin menggapai impiannya.
Potensi Jakarta menjadi kota global, pusat dari aktivitas dunia pun bisa diwujudkan dengan kerja bersama semua pihak yang tentunya turut ingin terlibat, mewujudkan cita-cita tersebut termasuk generasi mudanya.