Hari Kartini diperingati setiap tanggal 21 April. Bukan hanya memperingati hari lahir Raden Ajeng Kartini, namun juga menjadi momentum untuk kembali merenungkan perjuangan Kartini dalam memperjuangkan hak perempuan dan kesetaraan gender.
Sebagai perempuan, perjuangan Kartini tentunya menjadi pendorong agar perempuan bisa setara dengan siapapun tanpa memandang gender maupun latar belakang. Seperti halnya Sumarni, Kartini masa kini, gadis penjual kue yang berhasil menjadi Kepala Kepolisian Resor Kota (Kapolresta) Cirebon.
Sumarni membeberkan, sebagai perempuan di era modern saat ini, harus memiliki
integritas tinggi. Keberanian dan pantang menyerah adalah hal yang harus dijunjung tinggi. Terlebih ketika poisisi dirinya saat ini, tentu Ia harus memberikan teladan yang baik kepada siapapun.
"Prinsipnya ya harus berintegritas, pantang merah harus
berani. Kemudian kita juga harus memberikan teladan yang baik," ujar Sumarni seperti dikutip dari
Metro Siang Metro TV, Senin, 21 April 2025.
Dibalik keberhasilannya, rupanya jalan yang dilalui Sumarni tidaklah mudah. Sumarni menceritakan, dahulu dirinya harus banting tulang menjual segala yang Ia bisa, bahkan sejak umurnya masih sepuluh tahun. Hal tersebut dilakukan dirinya lantaran keadaan
ekonomi keluarganya yang terbilang sulit sehingga Ia terpaksa harus membantu.
"Saya dari kecil sudah mandiri. Dari umur 10 tahun itu saya sudah mandiri, cari uang sendiri, saya jualan kue, jualan bubur, jualan
nasi kuning, jualan makanan, es, apapun dilakukan Alhamdulillah sampai mengantar saya pada titik ini," kata Sumarni.
Dari pengalamannya tersebut, Sumarni meyakini segala hal yang dianggap menjadi titik terbawah, bisa diubah dengan ketekunan, kerja keras, dan keyakinan.
Motivasi tersebut pun selalu dirinya sampaikan saat mengunjungi sekolah dengan menggelar pesantren kilat. Hal tersebut juga Ia tekankan lantaran dirinya menyadari anak-anak saat ini berhadapan dengan hukum, di mana mereka cenderung akan banyak tergoda melakukan banyak hal negatif.
"Anak-anak yang saat ini berhadapan dengan hukum, anak-anak geng motor, anak-anak yang selalu melakukan tindakan-tindakan negatif saya sampaikan, kalian pada saat menghadapi kondisi tersulit, saya juga dulu pernah berada di kondisi itu, tetapi kuncinya kita jangan pernah
menyerah," ujar Sumarni.
Sumarni juga mengingatkan untuk selalu berdo'a dan berbakti kepada
orang tua. Ia meyakini, kedua hal tersebut adalah hal yang membawanya dalam kesuksesannya.
Kemudian sumarni juga membeberkan kisah mengenai cita-citanya yang ingin menjadi Desainer namun terhalang dengan biaya pendidikan yang cukup mahal. Dirinya mengaku tidak mampu membayar jika harus sekolah Desain. Sehingga Ia pun mencari cara lain, dengan mengenyam pendidikan yang langsung mendapatkan pekerjaan yaitu dengan mengikuti Akademi Polisi (
Akpol).
"Karena memang keadaan, saya ingin sekolah tapi kebutuhan biaya dan sebagainya mungkin sulit, jadi saya berpikir, saya harus masuk
sekolah yang tidak bayar tapi bisa langsung kerja," kata Sumarni, menambahkan.
Beruntung, atas tekadnya itu, Sumarni berhasil mengikuti Akpol tanpa biaya, dan atas ketekunannya, Ia berhasil meraih predikat terbaik Akademi di Akpolnya tersebut. Sehingga Ia dapat melanjutkan
pendidikan selanjutnya tanpa memikirkan biaya.
"Saya ikut seleksi alhamdulillah saya bisa diterima, 11 tahun dididik dan saya dapat predikat terbaik di bidang
akademik, sehingga saya diberikan kesempatan untuk sekolah D3 PTIK," kata Sumarni.
Sumarni berpesan, untuk para perempuan Indonesia untuk menjadi Kartini muda yang berani bermimipi dan berani meraihnya. Ia menekankan agar Kartini muda terus bekerja keras supaya bisa membawa
Indonesia ke arah yang lebih baik lagi.
"Untuk para
perempuan-perempuan Indonesia, Kartini-Kartini muda, seluruh warga masyarakat, jangan pernah menyerah harus berani bermimpi kerja keras," kata Sumarni.
"Insyaallah jika kita semangat, banyak Kartini-Kartini yang pasti bisa membangun Indonesia lebih baik lagi. Tetap
semangat, salam Kartini buat semua perempuan Indonesia," katanya.
(Zein Zahiratul Fauziyyah)