Jalan Panjang Indonesia Perjuangkan Kebaya Jadi Warisan Budaya Dunia

3 August 2024 20:59

Kebaya, busana khas perempuan Indonesia yang muncul sejak abad ke-15. Kini kebaya tengah diperjuangkan untuk diakui dunia sebagai warisan budaya tak benda. Apa saja upaya yang telah diambil oleh Indonesia agar eksistensi dari kebaya termasuk seni, budaya dan filosofi di balik kebaya ini tidak tergerus oleh perkembangan zaman?

Kebaya Goes to UNESCO 

Perhatian pada perjuangan kebaya untuk dijadikan warisan budaya tak benda (WBTB) kembali ditegaskan oleh Presiden Joko Widodo pada 24 Juli lalu, bertepatan dengan hari Kebaya Nasional. Presiden Jokowi mengajak masyarakat untuk mencintai kebaya sebagai bagian dari budaya dan melestarikannya agar tidak lekang oleh waktu.

"Berbagai jenis Kebaya akan diajukan dalam nominasi UNESCO. Mulai dari Kebaya Labuh dari Sumatera, Kebaya Kutu baru dari Jawa, Kebaya Noni dari Sulawesi Utara, Kebaya Nona dari wilayah Timur Maluku dan Papua, hingga Kebaya Kerancang," kata Jokowi saat peringatan Hari Kebaya Nasional, Rabu 24 Juli 2024. 

Kebaya Diajukan Jadi Warisan Budaya Tak Benda

Upaya untuk melestarikan budaya ini penting untuk ditempuh secara formal. Salah satunya adalah melalui Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO).

Sejak Maret 2023, Indonesia sudah mengajukan kebaya sebagai warisan budaya tak benda (WBTB) ke UNESCO. Tapi Indonesia tidak berdiri sendiri, bersama negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, Thailand kemudian Brunei Darussalam secara bersama-sama mengajukan kebaya melalui mekanisme nominasi bersama (join nomination).

Nantinya keputusan apakah kebaya akan ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda akan digelar dalam sebuah sidang UNESCO oleh Komite Antar Pemerintah atau intergovernmental untuk perlindungan warisan budaya tak benda pada akhir tahun nanti tepatnya pada Desember 2024 mendatang di Paraguay.
 
Baca juga: Kebaya Goes to Unesco

Mengapa Lewat Join Nomination?

Indonesia sendiri pernah mengajukan kebaya lewat jalur Single Nomination tanpa melibatkan negara-negara lain. Namun materi yang diajukan dianggap tak lengkap sehingga dengan memilih jalur Join Nomination yang dinilai memiliki sejumlah dampak positif.

Direktur Sosial Budaya dan Organisasi Internasional Negara Berkembang Kementerian Luar Negeri, Penny Dewi Herasati mengungkapkan pada dasarnya pendaftaran Kebaya sebagai warisan tak benda ke UNESCO bertujuan untuk melestarikan. 
 
"Mungkin kita harus luruskan persepsi, kita mendaftarkan Kebaya ke UNESCO itu sebetulnya mendaftarkan ke komite warisan budaya tak benda, komite itu didasarkan oleh konvensi yang namanya safe guarding. Jadi mendaftarkan ke UNESCO untuk melestarikan, itu kata kuncinya," kata Penny mengutip dari MetroTV dalam perbincangan bertajuk 'Kebaya Goes to UNESCO', Sabtu, 3 Agustus 2024. 

Selain itu budaya tersebut juga berkembang mengalami pergerakan, sehingga juga ada di negara-negara lain.
 
"Budaya itu berkembang seiring dengan waktu, faktor globaliasi dan pergerakan dan perpindahan manusia. Budaya itu share dan dimiliki banyak pihak. Bukan hanya satu wilayah yang mengembangkan. Jadi share culture itu umum di dunia ini. Contoh songket mungkin ada di sana (negara lain), ada di sini (Indonesia). Contoh lain budaya memetik kurma itu di-share di negara-negara Timur Tengah," terang Penny. 

Ia menambahkan, UNESCO sendiri mendorong Indonesia untuk mengambil langkah Join Nomination. Pasalnya untuk skema Single Nomination, satu negara hanya boleh mendaftarkan satu budaya setiap tahunnya. Sedangkan proses penetapan bisa 2-3 tahun.
 
"UNESCO sendiri meng-encoureage untuk join . Ada ketentuan satu negara hanya satu setiap tahunnya. Contoh Indonesia, kita memiliki 1700 sekian elemen budaya. Kalau kita ajukan Single Nomination satu-satu, tahun berapa selesainya? Mungkin 3000 tahun lagi baru selesai," beber Penny.  

13 Warisan Budaya Tak Benda yang Telah Diakui UNESCO

Selain kebaya yang saat ini sedang diperjuangkan, ada 13 warisan budaya tak benda Indonesia yang sudah ditetapkan oleh UNESCO, di antaranya:
  1. Kesenian wayang ditetapkan pada 2008
  2. Keris (2008)
  3. Batik (2009)
  4. Pendidikan dan pelatihan membatik (2009)
  5. Angklung (2010)
  6. Tari Saman (2011) 
  7. Noken (2012)
  8. Tiga genre tari Bali (2015)
  9. Kapal pinisi (2017)
  10. Pencak silat (2019)
  11. Pantun (2020)
  12. Gamelan (2021) 
  13. Budaya sehat jamu (2023)
  14. Budaya tempe (Diajukan 2024)

Indonesia 'Kecolongan' Songket Jadi Warisan Malaysia

UNESCO menetapkan songket sebagai warisan budaya tak benda dari Malaysia pada Desember 2021 lalu. Dalam kasus ini Indonesia seperti 'kecolongan' oleh pihak Malaysia, karena dokumen yang dimiliki oleh Malaysia ini lebih dulu lengkap dibandingkan dokumen songket yang dimiliki oleh Indonesia. Padahal sebelumnya Indonesia dan Malaysia dikabarkan ingin menjalin join nomination.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Anggie Meidyana)