Sekolah Menengah Pertama (SMP) Islam Jiwa Nala di Surabaya, Jawa Timur kekurangan siswa usai penerimaan peserta siswa didik baru (PPDB) pada tahun ajaran baru 2023/2024. SMP ini hanya menerima satu siswa baru dari daya tampung 60 siswa.
"Kita sudah berusaha semaksimal mungkin sesuai kuota, namun hasilnya kurang memuaskan. Hanya dapat satu siswa," jelas Kepala Sekolah SMP Islam Jiwa Nala Surabaya, Abdullah Munif di Selamat Pagi Indonesia, Metro TV, Kamis 20 Juli 2023.
Munif mengatakan, jumlah murid di sekolah yang ia pimpin sangat sedikit, yakni tujuh orang. Sebanyak empat murid di antaranya adalah Kelas IX, dua murid kelas VIII, dan satu murid kelas VII.
Menurut Munif, minimnya jumlah siswa salah satunya disebabkan sistem zonasi. Ada penarikan data siswa pindah ke sekolah negeri, sehingga siswa yang mendaftar ke sekolah swasta semakin berkurang.
Selain itu, banyak orang tua keberatan dengan Sumbangan Pembiayaan Pendidikan (SPP) di sekolah swasta. Orang tua memilih mendaftarkan anaknya ke sekolah negeri yang gratis.
SMP Islam Jiwa Nala Surabaya sendiri memungut SPP sebesar Rp350 per bulan dan uang kegiatan Rp600 ribu per tahun. Besaran itu tidak akan berubah selama tiga tahun siswa menjalani pendidikan.
"Kita sudah seminim mungkin, tapi kemampuan orang tua kan berbeda-beda," jelas Munif.
Selain siswa, SMP Islam Jiwa Nala Surabaya juga memiliki sedikit guru. Saat ini tercatat ada 10 guru yang mengajar di sekolah ini. Sebagiannya mengajarkan dua mata pelajaran yang berbeda.
Menurut Munif, minimnya jumlah murid ini terjadi mulai 2019. Saat itu ada ratusan siswa yang mendaftar ke SMP Islam Jiwa Nala. Namun ketika pandemi covid-19, jumlah murid yang mendaftar semakin menurun.
"Mulai semenjak covid-19 hingga sekarang, makin lama makin turun," kata Munif.
Berbagai cara dan upaya agar SMP Islam Jiwa Nala diminati para murid terus dilakukan. Munif juga sudah seringkali menyampaikan persoalan ini kepada Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya. Namun tak membuahkan hasil alias tanpa solusi.
"Selama ini hanya mengisi format ke Dinas Pendidikan Surabaya, sekolah swasta membutuhkan berapa siswa, tapi kenyataannya belum dapat terpenuhi semua," ujar Munif.
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya diharapkan memperbaiki sistem PPDB yang ada. Ini semata-mata demi pemerataan pendidikan di Kota Pahlawan, antara sekolah swasta dan negeri.