NEWSTICKER

Editorial Malam: Banyak Pilihan Hidupkan Demokrasi

N/A • 28 August 2023 22:22

Dua kali pemilihan presiden dengan dua pasang calon telah berubah menjadi mimpi buruk bagi negeri ini. Sulit merasakan kehangatan sesama anak bangsa. Sepi percakapan dialogis yang mencerahkan, namun ramai dalam perdebatan yang berujung saling cela dan saling hina. Situasi terbelah menjadi kubu pembela versus pembenci pemerintah.

Polarisasi itu memang perlahan mulai mengendur dalam beberapa tahun terakhir, namun residunya masih terasa. Tinggal menunggu percikan saja sebelum akhirnya kembali berkobar lalu menghanguskan tenun kebangsaan yang sudah susah payah terjalin.

Percikan tersebut amat mungkin kembali menyembur bila saja pemilihan presiden mendatang kembali dengan dua pasang calon. Hal ini tentu harus kita cegah. Publik sudah terlalu lelah jika ruang milik bersama terus diisi dengan pertikaian tanpa akhir. Polarisasi membuat orang sibuk berdebat lupa bekerja, asyik berwacana alpa berkarya. 

Untuk itu, kita harus mengingatkan tiga poros koalisi yang telah mengikat kerja sama agar tetap solid. Ketika masa pendaftaran calon presiden-calon wakil presiden 19 Oktober hingga 25 November 2023 dibuka, lahir pula tiga pasang calon yang merupakan putra-putri terbaik bangsa ini. Mereka hadir untuk adu ide, konsep dan gagasan, demi Indonesia yang semakin baik. Lebih banyak pasangan calon, ketimbang hanya dua, tentu akan menjadi keuntungan tersendiri. Rakyat memiliki banyak alternatif tawaran soal ide pembangunan, ide kebangsaan, dan ide-ide lainnya.

Tentu itu hanya akan terealisasi bila semua poros betul-betul menjaga soliditas menjelang masa pendaftaran. Poros Koalisi Perubahan untuk Persatuan yang mengusung Anies Baswedan, koalisi pengusung Prabowo Subianto, dan poros Ganjar Pranowo, tengah diuji soliditasnya terutama karena penentuan figur calon wakil presiden. Ada tarik-menarik yang mana itu merupakan sebuah dinamika wajar dalam politik. 

Bukan tidak mungkin dalam sebuah koalisi ada partai yang ingin figur calon wakil presiden segera diumumkan dan adapula partai yang menyatakan sebaiknya pengumuman itu menunggu momentum tepat. Setiap pihak tentu punya rasionalitas tersendiri untuk mendukung pilihan mereka. Sepanjang itu demi tujuan yang sama, yakni kemenangan sang calon presiden, tentu semua pihak di koalisi tersebut harus bisa mencari win-win solutions.

Jangan karena beda strategi pemenangan, koalisi yang sudah susah payah dibangun malah bubar di tengah jalan. Bukan hanya partai-partai dalam koalisi itu yang dirugikan melainkan juga rakyat yang memimpikan lahirnya banyak pasangan calon di Pemilu 2024. Ancaman kembalinya polarisasi akan membayang dan menjadi pil pahit bagi negeri ini.

Lagi-lagi kuncinya adalah soliditas yang terus terjaga menjelang masa pendaftaran. Menangkan demokrasi, hindari hanya dua pasang calon presiden-calon wakil presiden. Akan lebih bagus jika sedikitnya ada tiga pasang capres agar rakyat punya lebih banyak pilihan. Demokrasi di negeri ini perlu tumbuh dan berkembang dalam kondisi yang menggembirakan, bukan menakutkan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Metrotvnews.com

(Leah Alexis Laloan)