21 May 2024 20:03
Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM-SI) mengadukan kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) di beberapa universitas negeri ke Komisi 10 DPR RI. Aduan ini direspons oleh wakil rakyat dengan menggelar Raker bersama Mendikbudristek, Nadiem Makarim, Selasa, 21 Mei 2024.
Sejumlah mahasiswa dari berbagai universitas menyampaikan unek-uneknya dalam rapat di Komisi Pendidikan DPR RI, Kamis, 16 Mei 2024. Perwakilan BEM-SI dari Unsoed, Maulana Ihsan menyebut, kenaikan UKT berkisar 300-500 persen. Maulana bahkan menyebut, para mahasiswa sempat melakukan audiensi dengan rektorat, namun berujung nihil.
"300 sampai 500 persen (kenaikan UKT). Contoh di fakultas saya sendiri, saya dari fakultas peternakan itu sebelumnya Rp2.500.000 sekarang naik menjadi Rp14 juta," kata Perwakilan BEM-SI dari Unsoed, Maulana Ihsan.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Presiden Mahasiswa UNS, Agung Luki Praditya. Ia mengatakan, biaya kuliah di kampusnya kini melambung tinggi.
"Fakultas kedokteran tahun sebelumnya Rp25 juta, hari ini di tahun 2024 UNS IP-nya mencapai Rp200 juta. Naiknya delapan kali lipat." ucap Presiden Mahasiswa UNS, Agung Luki Praditya.
Keluhan dari BEM-SI ini direspons hampir seluruh anggota Komisi 10 DPR RI yang mengkritik Kemendikbud RI.
Lahirnya Permendikbud Nomor 2 Tahun 2024 disebut sebab utama mahalnya biaya kuliah. Namun, tak sedikit yang menilai pemerintah lepas tangan dengan biaya pendidikan yang kian meroket.