Politik bukan sekadar perebutan kekuasaan, tetapi alat untuk membangun peradaban. Dalam sejarah Islam, politik telah menjadi instrumen penting dalam menciptakan kesejahteraan dan keadilan bagi umat. Namun, di era modern ini, umat Islam masih menghadapi berbagai tantangan dalam dunia politik.
Menurut para ahli, politik merupakan aspek kebudayaan yang memiliki dampak luas terhadap kehidupan sosial, ekonomi, pendidikan, dan budaya umat Islam. Ketika umat Islam tidak memiliki kekuatan politik atau kalah dalam kompetisi elektoral seperti pemilihan umum (pemilu) dan pemilihan presiden (pilpres), maka kebijakan negara berpotensi tidak berpihak pada kepentingan mereka. Hal ini dapat mempengaruhi berbagai sektor, termasuk pendidikan Islam, ekonomi umat, serta perkembangan seni dan budaya Islami.
Di Indonesia, politik umat Islam menjadi isu krusial karena sering kali justru memicu perpecahan di kalangan umat sendiri. Fenomena ini tampak jelas dalam pesta demokrasi seperti pemilu dan pilpres, di mana terjadi polarisasi bahkan di dalam satu organisasi Islam. Perbedaan kepentingan politik sering kali menggeser fokus utama umat Islam, sehingga lebih sibuk dalam perebutan kekuasaan dibanding memperjuangkan nilai-nilai Islam dalam kebijakan negara.
Politik memiliki dua dimensi utama. Pertama, politik sebagai perebutan kekuasaan yang menentukan siapa yang mendapatkan apa, kapan, dan bagaimana. Kedua, politik sebagai alat untuk mengalokasikan nilai-nilai dalam masyarakat. Umat Islam memiliki nilai-nilai yang diyakini dapat memberikan kebaikan bagi bangsa, sehingga perlu diperjuangkan agar menjadi bagian dari kebijakan publik.
Jika umat Islam tidak mengambil peran dalam politik, maka nilai-nilai lain yang akan mendominasi, menjadikan Islam hanya sebagai penonton. Padahal, sejak sebelum Republik Indonesia berdiri, umat Islam telah memainkan peran besar dalam membangun
bangsa ini. Oleh karena itu, memahami dan terlibat dalam politik bukan hanya sekadar pilihan, tetapi juga bagian dari tanggung jawab untuk menjaga kepentingan umat dan memastikan Islam tetap berkontribusi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
(Tamara Sanny)