28 August 2025 15:52
Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika membeberkan penyebab kelangkaan beras di pasaran. Dia mengatakan sebenarnya tidak ada masalah dengan tingkat konsumen jika dilihat dari produksi padi yang dihasilkan.
"Namun dari sawah ke konsumen ini kan tidak bisa langsung sekejap ada. Beras perlu penggilingan padi. Berarti di situ ada demand gabah. Dari penggilingan padi nanti akan masuk ke pedagang dan akhirnya masuk ke konsumen," kata Yeka dalam tayangan Selamat Pagi Indonesia, Metro TV, Kamis, 28 Agustus 2025.
Menurut Yeka, ini masalah sederhana. Gabah yang dihasilkan petani hanya memerlukan penggilingan untuk diolah menjadi beras.
"Penggilingan padi ini konon jumlahnya sekitar 160 ribu pelaku usaha. Saya pakai asumsi saja, enggak usah 160 ribu. Pakai asumsi 100 ribu saja. Takutnya datanya salah. Kalau 100 ribu produksinya hanya 3 ton saja per hari. Ini sangat kecil sekali. Rata-rata 100 ribu itu produksinya cuma 3 ton. Dikali 26 hari kerja, dikali 12 bulan, maka gabah yang kita perlukan itu sekitar 100 juta ton gabah kering panen," jelas Yeka.
"Sementara ketersediaannya berkisar antara 65 sampai 70 juta ton. Jadi, di sini akan ada rebutan gabah. Ini yang mengakibatkan harga gabah naik. Kalau harga gabahnya naik, otomatis berasnya pasti naik," lanjutnya.
Baca juga: Stok Beras Nasional hingga Akhir Tahun Capai 36,98 Juta Ton |