Ilustrasi. Foto: Dok MI
Jakarta: Kementerian Pertanian menyampaikan proyeksi ketersediaan beras nasional sebesar 36,98 juta ton bukan untuk periode Januari-September 2025, melainkan Januari-Desember 2025. Sebelumnya diberitakan proyeksi ketersediaan beras periode Januari-September 2025 mencapai 36,98 juta ton.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Yudi Sastro mengatakan, stok beras nasional diperkirakan masih surplus. Dengan kebutuhan beras saat ini 23,2 juta ton, surplus beras pada Januari-September diprediksi mencapai 13,78 juta ton.
"Tambahan dari peningkatan indeks pertanaman di lahan sawah eksisting, plus dari program optimalisasi lahan rawa dan non-rawa, padi gogo, dan juga dari program cetak sawah rakyat," kata dia kepada Media Indonesia, dikutip Rabu, 27 Agustus 2025.
(Ilustrasi. Foto: Dok Metrotvnews.com)
Jawab pertanyaan Ombudsman
Proyeksi ketersediaan beras nasional sebesar 36,98 juta ton pada Januari-September 2025 juga dipertanyakan oleh Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika.
Yeka mengungkapkan angka tetap Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2019, produksi beras nasional tercatat sebesar 31,3 juta ton. Sementara pada 2024, produksinya menurun sekitar 0,7 juta ton atau 2,24 persen menjadi 30,6 juta ton.
"Lantas konyong-konyong ada pemberitaan Januari-September (2025), ketersediaan beras mencapai 36,98 juta ton. Baru September loh, artinya ke Desember itu masih ada empat bulan lagi. Ini berarti 6,38 juta ton lebih besar dibandingkan dengan produksi 2024," kata Yeka dalam sebuah diskusi perberasan di Kantor Ombudsman RI, Jakarta, Selasa, 26 Agustus 2025.
Jika angka ramalan sebesar 36,98 juta ton sampai September ini benar, katanya, produksinya luar biasa. Yeka menyebut, artinya produksi dari Januari sampai September kurang lebih kalau ada tambahan 6,38 juta ton, berarti ada tambahan luas panen 1 juta sampai 1,3 juta hektare.
"Saya enggak tahu di mana. Apakah yang food estate itu sudah jalan atau ada peningkatan produktivitas sekitar 20 persen. 20 persen itu kalau menurut rata-rata BPS produktivitas gabah kita 5,1-5,2 ton, berarti sepanjang Januari-September ini terjadi lompatan produktivitas bertambah sekitar satu ton per hektare," papar dia.