Fachri Audhia Hafiez • 11 August 2025 16:18
Jakarta: Wakil Ketua Komisi X DPR Lalu Hadrian Irfani mendorong pelaku industri kreatif untuk mengevaluasi film animasi lokal Merah Putih: One For All yang menuai kritik publik. Menurutnya, kritik adalah bentuk respon positif yang dapat menjadi pelajaran untuk menghasilkan karya yang lebih berkualitas di masa depan.
“Tetap kita dukung, apapun itu kritikan, saran dan masukan bagi film ini tetap kita terus mendukung anak bangsa untuk mengembangkan industri kreatif,” ujarnya, Senin, 11 Agustus 2025.
Baca: Film Animasi Merah Putih:One For All Tuai Kritikan Tajam, Ini Deretan Alasannya |
Film yang mengangkat tema persatuan di momen HUT ke-80 RI itu dikritik karena kualitas visual dinilai kaku, ekspresi minim, dan grafis mirip game era PlayStation 2. Ceritanya yang mengisahkan pencarian bendera pusaka juga dianggap datar, penuh klise, dan lebih menyerupai iklan layanan masyarakat. Kritik lain mencakup dugaan penggunaan suara AI yang membuat dialog terdengar kaku dan tidak sinkron.
Publik juga mempertanyakan orisinalitas karena karakter film diduga memakai aset 3D dari platform Reallusion. Dengan biaya produksi yang dilaporkan mencapai Rp6,7 miliar, warganet menilai hasilnya tidak sebanding dengan dana yang digelontorkan. Perdebatan ini diharapkan menjadi momentum pembelajaran bagi sineas lokal untuk meningkatkan kualitas animasi Indonesia.