Pengamat Keamanan Siber Alfons Tanujaya menyebut kebocoran 337 juta data Dukcapil merupakan yang paling parah terjadi di Indonesia. Sebab, data yang diberikan melebihi jumlah penduduk Indonesia. Hal itu pun dinilai cukup memprihatinkan.
"Kita harus bersyukur dan kita meminta pengelola data untuk menjaga data biometrik ini," kata Alfons Tanujaya dalam tayangan Selamat Pagi Indonesia, Metro TV, Rabu, 19 Juli 2023.
Menurut Alfons Tanujaya, yang menderita atas kebocoran data ini bukan hanya pengelola data. Tetapi masyarakat dan pihak yang memanfaatkan data ini, yakni pihak perbankan.
Ia pun mengimbau pada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menerapkan standar minimal. Jangan lagi menggunakan standar yang terlalu longgar hingga menyebabkan kebocoran data.
Sebelumnya, kasus kebocoran data kembali meresahkan masyarakat. Kali ini, data yang diduga mengalami kebocoran yaitu data Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri.
Sebanyak 337 juta data masyarakat Direktorat Dukcapil Kementerian Dalam Negeri diduga mengalami kebocoran dan dijual di forum online hacker BreachForums. Data yang bocor berupa nama, nomor induk kependudukan, nomor kartu keluarga, tanggal lahir, alamat, termasuk nama orang tua.