DPR mengkritik keras rencana pemerintah yang membuka peluang impor 2 juta sapi perah. Kebijakan pemblokiran rekening terhadap Usaha Dagang (UD) Pramono yang muncul di tengah wacana impor sapi perah justru memicu ketidakpastian dan memperburuk situasi peternak lokal.
Seorang pengusaha susu sapi perah di Boyolali, Jawa Tengah bernama Pramono mengalami kenyataan pahit usai rekening bank miliknya diblokir lantaran dinilai tidak mau membayar pajak yang angkanya mencapai Rp2 miliar. Kini, pemilik UD Pramono yang menaungi sekitar 1.300 peternak sapi perah ini berencana menutup usahanya sebab tidak mampu lagi membayar produksi susu yang selama ini dikirim ke tempatnya.
"Kantor pajak memerikasa pembukuan saya ke laptop, akhirnya dicari-cari dan akhirnya saya dipanggil kena Rp2 miliar. Menurut saya Rp2 miliar itu tidak betul, rasanya seperti bercanda. Saat itu saya pulang, lalu kembali lagi dikenakan Rp671 juta. Saya tidak sanggup, katanya nanti disita," kata pemilik UD Pramono Pramono.
Kebijakan pemblokiran rekening terhadap UD Pramono yang muncul di tengah wacana impor 2 juta sapi perah memperburuk situasi peternak lokal. Anggota Komisi VI
DPR RI Mufti Anam mengkritik keras rencana impor sapi perah pemerintah tersebut.
Selain membeli susu hasil peternak, Mufti mengatakan UD Pramono juga kerap memberikan pinjaman tanpa bunga kepada mereka yang membutuhkan.
"Ada salah satu wakil menteri yang mewacanakan impor 2 juta sapi perah. Dia juga menyatakan sudah ada 60 perusahaan yang siap mengimpor. Saya tidak lihat benar atau salah, tapi saya lihat ratusan peternak bergantung hidupnya pada UD Pramono. Selama ini rakyat menyalurkan hasil susunya kepada UD Pramono yang bahkan ketika rakyat tidak punya duit, UD Pramono memberikan pinjaman tanpa bunga kepada UMKM," kata Mufti.
Langkah pemerintah yang ingin mengimpor 2 juta sapi perah tentu berpotensi mengancam keberlangsungan usaha peternakan sapi perah lokal yang kini tengah menghadapi kesulitan finansial. DPR berharap BUMN pangan dapat bekerja sama dengan UD Pramono dan para peternak lokal untuk menemukan solusi yang meringankan beban mereka.