UOB Soroti Konektivitas dan Rantai Pasok Regional dalam Pembangunan Ekonomi ASEAN

23 October 2025 11:40

Kinerja ekonomi kawasan menjadi fokus utama dalam forum Gateway to ASEAN 2025 yang digelar di Singapura, pada Kamis, 16 Oktober 2025. Para ekonom menilai penguatan konektivitas antarnegara dan rantai pasok regional menjadi langkah penting untuk membangun ekonomi ASEAN yang lebih tangguh.

United Overseas Bank (UOB) melalui acara Gateway to ASEAN Conference 2025 membahas strategi memperkuat kerja sama ekonomi kawasan di tengah dinamika global dan ketegangan geopolitik. UOB menilai potensi pertumbuhan ASEAN masih besar, terutama di sektor perdagangan antarnegara di kawasan.

“PDB ASEAN mencapai sekitar USD3,7 triliun, namun perdagangan intra-ASEAN masih di bawah 30 persen. Artinya, peluang peningkatan perdagangan di kawasan masih sangat besar. Tantangannya adalah hambatan non-tarif yang masih cukup banyak. Meski begitu, kerja sama antarnegara ASEAN semakin penting di tengah rivalitas ekonomi antara AS dan Tiongkok,” ujar Head of Group Wholesale Banking & Markets UOB Frederick Chin, dikutip dari Zona Bisnis Metro TV, Kamis, 23 Oktober 2025.
 



UOB melihat peningkatan konektivitas menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi kawasan. Bagi Indonesia, peluang tersebut semakin terbuka seiring langkah pemerintah memperkuat sektor manufaktur dan logistik melalui hilirisasi. UOB Indonesia juga berperan menarik investasi asing sekaligus membantu pelaku usaha lokal terhubung dengan rantai pasok regional.

“Indonesia memiliki potensi besar dengan jumlah penduduk dan sumber daya yang melimpah. Sebagai bank regional, kami berkomitmen membawa investasi dan memperkuat arus perdagangan ke Indonesia. Saat ini nilai perdagangan ASEAN–Tiongkok mencapai sekitar USD1,5 triliun. Jika Indonesia mampu berkontribusi 10 persen saja, nilainya sudah mencapai USD150 miliar. Kami juga aktif mendukung proyek hilirisasi, seperti di kawasan Weda Bay dan Morowali,” kata Wholesale Banking Director UOB Indonesia Harapman Kasan.

Meski potensi ekonomi kawasan cukup besar, para ekonom menilai negara-negara ASEAN perlu meningkatkan produktivitas dan efisiensi untuk bersaing secara global. Vietnam dan Malaysia menjadi contoh negara yang berhasil menarik investasi berkualitas dan memperkuat nilai tambah industri. Sementara Indonesia perlu memperkuat koordinasi antar pemangku kepentingan agar pertumbuhan ekonominya lebih berkelanjutan.

“Produktivitas menjadi kunci pertumbuhan ekonomi. Untuk mendorong pertumbuhan di atas 6 persen, Indonesia perlu meningkatkan rasio investasi terhadap PDB. Hal ini menuntut sinergi antar pembuat kebijakan, reformasi struktural di sektor birokrasi dan regulasi, serta pendalaman pasar keuangan agar investasi dapat mengalir lebih lancar,” jelas ASEAN Economist UOB Enrico Tanuwidjaja.

Dengan nilai perdagangan mencapai USD3 triliun, kolaborasi dan konektivitas antarnegara di kawasan menjadi fondasi utama bagi ASEAN untuk tumbuh sebagai pusat ekonomi global berikutnya.

(Aulia Rahmani Hanifa)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Gervin Nathaniel Purba)