Bahan bakar minyak (BBM) Petamina belakangan jadi sorotan karena mengandung senyawa kimia etanol. Adanya kandungan etanol sebanyak 3,5?lam base fuel Pertamina yang menyebabkan swasta batal membeli stok BBM dari Pertamina di tengah kekosongan stok BBM.
Namun kabar terbaru, pemerintah melalui Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkap akan mewajibkan campuran etanol 10% ke BBM jenis bensin, demi menurunkan dampak emisi karbon serta ketergantungan impor bensin. Industri etanol dalam negeri pun disebut akan dikebut dalam 2-3 tahun ke depan.
Meski demikian Bahlil memastikan bahwa mandatori E10 tidak akan diterapkan tahun depan. Ia menyebut hal itu perlu dipersiapkan dari segi bahan baku dan pengolahannya.
Lebih dari 70 Negara Sudah Pakai BBM Campuran Etanol
Secara global kebijakan biofuel kini diterapkan di lebih dari 70 negara, Pemerintah Indonesia melalui Pertamina mulai memperkenalkan kebijakan pencampuran etanol dalam BBM.
Namun langkah ini sempat menuai reaksi dari sejumlah
SPBU swasta, seperti Shell, BP-AKR dan Vivo yang menilai kandungan etanol dalam
base fuel Pertamina berpotensi mempengaruhi kualitas bahan bakar.
Penolakan itu menambah keresahan publik. Kekhawatiran pun merebak, apakah pencampuran etanol bisa memunculkan masalah jangka panjang pada mesin kendaraan konsumen. Pengamat otomotif Fitra Eri berpendapat bahwa pemerintah harus menyediakan base fuel yang sesuai dengan permintaan SPBU swasta.
"Tentunya tidak bisa 'dipaksa' untuk menerima base fuel yang tidak sesuai dengan spesifikasi mereka. Karena nantinya bahan bakar yang dijual di SPBU swasta akan seperti kualitas yang mereka tentukan," jelas Fitra Eri.
Etanol merupakan fermentasi bahan nabati seperti tebu, jagung atau singkong. Di banyak negara, senyawa ini menjadi komponen wajib dalam bensin karena membantu meningkatkan oktan dan menurunkan emisi.