Kompolnas Minta Penjaga Kos Peragakan Ulang saat Bobol Pintu Kamar Arya Daru

22 July 2025 23:23

Selain memastikan posisi CCTV dan mendalami kantong plastik hitam yang dibuang diplomat muda Kementerian Luar Negeri, Arya Daru Pangayunan, Kompolnas juga mendalami posisi slot atau grendel yang terkunci dari dalam kamar. Kompolas menilai posisi kunci menjadi hal yang krusial untuk mengungkap kasus ini. 

"Termasuk juga dicek semua ruang dan model yang terjadi di kamar ya, plafonnya, jenis kunci dan sebagainya. Termasuk apa saja yang ditemukan di dalam kamar ketika peristiwa itu berlasung," ujar Anam kepada wartawan, Selasa, 22 Juli 2025.

Mohammad Choirul Anam sempat menunjukkan slot atau grendel yang berada di dalam kamar Arya Daru. Saat jenazah Arya Daru ditemukan, penjaga indekos adalah orang pertama yang membuka pintu kamar. 

Untuk itu Kompolnas meminta penjaga kos memperagakan cara membuka pintu kamar tersebut, terutama dua jenis kunci yang terpasang. 

"Posisi kunci ini sangat krusial disitu kami cek secara fisik dan kami konfirmasi kepada penjaga kos-kosan ini. karena beliau lah yang membuka pertama kali terus kami minta untuk diperagakan posisi kuncinya," ujar Anam.
 

Baca juga: Isi Kresek yang Dibuang Diplomat Arya Daru Segera Diungkap

Sejak pekan lalu, Metro TV sebetulnya sudah menampilkan video detik-detik penjaga indekos membuka grendel atau slot yang terkunci dari dalam kamar. Peristiwa ini terjadi ketika penjaga kos berhasil membuka jendela.

Dari adegan ini diketahui pintu kamar Arya Daru terkunci ganda baik secara elektronik maupun manual. Ketika pintu kamar Daru terbuka, tetangga dan penjaga kos mengira Daru masih terlelap tidur.

Namun setelah dicek, terungkap bahwa Arya Daru dalam kondisi kepala hingga wajah terbungkus lakban kuning. Kasus ini masih menjadi misteri, apakah bunuh diri atau korban pembunuhan. Jenazah korban telah diautopsi di RSCM Jakarta Pusat.

Keluarga juga telah memakamkan jenazah di kampung halaman, Bantul, Yogyakarta. Sementara itu, Polda Metro Jaya masih melakukan penyelidikan berbasis scientific crime investigation.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Anggie Meidyana)