Mitigasi Pembangunan Proyek MRT Jakarta Fase 2A Diperketat

PT MRT Jakarta memastikan langkah mitigasi dalam pembangunan proyek MRT Fase 2A berjalan ketat. Hal ini guna menjamin keamanan konstruksi, pekerja, serta lingkungan sekitar. 

Kepala Divisi Project Management for Construction 2 PT MRT Jakarta Indra Gunawan menegaskan setiap aktivitas konstruksi selalu diawali dengan penyusunan method statement atau dokumen metode pelaksanaan pekerjaan. 

"Supaya memastikan bahwa setiap urutan kerjaannya itu berjalan baik dan mitigasi risikonya bisa terjamin," kata Indra, dikutip dari tayangan Selamat Pagi Indonesia, Metro TV, Rabu, 27 Agustus 2025.

Dalam kondisi darurat termasuk bencana alam seperti gempa bumi, PT MRT Jakarta telah menyiapkan prosedur khusus. Jika terjadi gempa bumi yang berdampak pada area konstruksi, sistem alarm darurat akan berbunyi dan pekerja segera dievakuasi. Apabila kondisinya telah membaik, aktivitas kerja dapat dilanjutkan.
 

Baca juga: Progres Pembangunan MRT Jakarta Fase 2A Sudah Lebih dari 88%

Mitigasi juga dilakukan secara spesifik pada pembangunan terowongan bawah tanah atau tunnel yang berdekatan dengan Kementerian Sekretariat Negara dan Istana Negara. 

Dalam ketentuan teknis, harus mempertimbangkan potensi apabila terjadi ledakan pada terowongan antara Stasiun Monas dan Stasiun Harmoni. Dampak ledakan tidak boleh menyebabkan kerusakan apa pun pada area Istana Negara.

Sementara itu, koordinasi dalam pembangunan MRT Fase 2A dilakukan secara detail bersama kontraktor hingga Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.

"Semua aktivitas kerjaan yang dilakukan step per stepnya kita koordinasikan dengan detail supaya di lapangan memang bisa berjalan dengan lebih baik," ujar Indra. 

Dengan mitigasi yang terukur, pembangunan MRT Fase 2A diharapkan tidak hanya menghadirkan transportasi massal modern. Tetapi, menjamin juga keamanan area vital dan kenyamanan publik di Jakarta.