MRT Jakarta Fase 2A, Lebih dari Sekadar Rel Kereta

Jakarta: Pembangunan MRT Jakarta Fase 2A bukan semata soal memperpanjang jalur kereta bawah tanah. Proyek ini juga membawa semangat baru dalam membangun kota: menghadirkan transportasi yang terintegrasi dan kawasan yang lebih hidup di sekitar stasiun.

PT MRT Jakarta kini tak hanya bertanggung jawab soal konstruksi dan pengoperasian kereta. Lewat mandat dari Pemprov DKI Jakarta, perusahaan ini juga diberi peran untuk merancang dan mengelola ruang-ruang publik sebagai bagian dari pengembangan berbasis Transit Oriented Development (TOD).

"Kami tak hanya membangun infrastruktur, tapi juga kawasan. Setiap titik transit kami siapkan panduan pengembangan kotanya," ujar Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta, Weni Maulina, dalam acara MRTJ Fellowship Program 2025, Kamis, 17 Juli 2025.


Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta, Weni Maulina. Foto: Metro TV/Bianca Anggelina Gendis.
 

Baca juga: Belum sampai Depok, Perluasan MRT Jakarta hingga Banten

Langkah ini sudah terlihat nyata di beberapa titik, salah satunya di Taman Literasi Martha Christina Tiahahu, Blok M, yang kini menjadi ruang publik aktif dan langsung terhubung ke Stasiun MRT Blok M. Warga tak hanya bisa naik MRT, tapi juga menikmati taman, berjalan kaki, atau sekadar duduk santai di ruang terbuka.

Integrasi moda transportasi juga sudah diterapkan, misalnya di Stasiun MRT ASEAN yang terhubung langsung dengan Halte TransJakarta CSW. Pengguna transportasi publik bisa berpindah moda tanpa keluar dari area stasiun.

"Kami akan kembangkan konsep ini secara masif di Fase 2. Nantinya hampir semua stasiun akan punya interkoneksi langsung dengan jalur bus atau transportasi lain," tambah Weni.

Dengan pendekatan ini, MRT Jakarta bukan hanya alat mobilitas, tapi juga motor penggerak transformasi kota, mewujudkan Jakarta yang lebih nyaman, terkoneksi, dan berkelanjutan.