Bekasi: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui Deputi Modifikasi Cuaca, Tri Handoko Seto, menyatakan bahwa upaya modifikasi cuaca akan dilakukan untuk mencegah bertambahnya intensitas hujan di wilayah Bekasi. Hal ini diprediksi menjadi salah satu daerah paling terdampak banjir hari ini.
"Kita melihatnya secara komprehensif bahwa Bekasi menjadi daerah yang paling lumpuh karena banyak perumahan yang berdekatan dengan Sungai Cikeas. Sungai ini hulunya berada di Katulampa, Bogor. Oleh karena itu, upaya utama kami adalah mengurangi debit air yang masuk dari hulu ke Bekasi," ujar Tri Seto Handoko dikutip dari Breaking News Metro TV pada Selasa, 4 Februari 2025.
Lebih lanjut, BMKG menegaskan dua strategi utama dalam modifikasi
cuaca kali ini. Strategi pertama adalah mengurangi intensitas
hujan di daerah tangkapan air (
catchment area) Jakarta Raya, khususnya di Bogor. Dengan cara ini, diharapkan suplai air dari hulu ke Bekasi dapat diminimalkan.
Strategi kedua adalah menangani potensi hujan yang langsung terjadi di Bekasi. Tri menjelaskan bahwa terdapat dua sumber hujan utama di Bekasi. Pertama, awan hujan yang berasal dari Laut Jawa dan bergerak menuju Bekasi.
"Awan ini akan kami hujankan terlebih dahulu di atas laut agar intensitas hujan di Bekasi bisa berkurang secara signifikan," katanya.
Kedua, awan-awan yang tumbuh langsung di wilayah Bekasi. "Untuk awan-awan yang tumbuh di Bekasi, kami akan melakukan teknik pengerdilan
awan menggunakan bahan tertentu sehingga pertumbuhannya tidak maksimal dan hujan yang turun pun dapat dikurangi," jelasnya.
Dengan upaya ini, BMKG berharap dampak banjir di Bekasi dapat dikurangi, dan masyarakat dapat lebih mudah mengatasi kondisi yang ada. "Harapannya teman-teman kita masyarakat yang terdampak di Bekasi ini bisa lebih mudah menyelesaikan persoalan yang sekarang terjadi ini," tegas Tri Seto Handoko.
(Tamara Sanny)