Reshuffle Kabinet Jilid II dan III Selaras dengan Tuntutan 17+8

Jakarta: Presiden Prabowo Subianto melakukan reshuflle pada jajaran kabinetnya sebagai bentuk evaluasi terhadap kinerja yang telah dilakukan guna memperkuat solidaritas. Reshuffle jilid II dan III dinilai sebagai upaya merespons tuntutan demonstrasi besar lalu.

Presiden Prabowo Subianto telah merombak Kabinet Merah Putih untuk ketiga kalinya. Reshuffle jilid II dan III dilakukan masing-masing pada 8 dan 17 September 2025. Secara angka bertepatan dengan tuntutan demonstrasi besar yang diwarnai kerusuhan, yaitu 17+8.

Pada perombakan pertama 19 Februari 2025, Presiden Prabowo hanya mengganti Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek). Dari Satryo Soemantri menjadi Brian Yuliarto.

Reshuffle jilid II pada 8 September 2025, Presiden Prabowo mencopot Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Budi Gunawan dan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo. Presiden juga mengganti Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dengan Purbaya Yudhi Sadewa, Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi dengan Fery Juliantono, dan Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding dengan Mukhtarudin.
 

Baca Juga: Reshuffle Jilid III, Ini Daftar Nama yang Dikabarkan Bakal Dilantik

Pada reshuffle jilid III ini yang berlangsung pada 17 September 2025, Presiden Prabowo melantik Mantan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Djamari Chaniago sebagai Menko Polhukam dan menggeser Erick Thohir dari Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menjadi Menpora.

Selain itu, Presiden Prabowo juga mengubah Lembaga Kantor Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) yang selama ini dipimpin Hasan Nasbi menjadi Badan Komunikasi Pemerintah (BKP) yang dipimpin Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Angga Raka Prabowo. Presiden Prabowo juga melantik Muhammad Qodari sebagai Kepala Staf Presiden menggantikan A.M. Putranto, dan juga sejumlah wakil menteri, kepala lembaga, dan jabatan strategis lain.

Perubahan ini tentunya mendapat sorotan publik yang menantikan kerja nyata para pemimpin baru guna memulihkan kepercayaan pasca demonstrasi lalu. 

(Alfiah Ziha Rahmatul Laili)