IHSG Cetak Rekor Baru, Purbaya Optimistis Bisa Tembus 9.000 Akhir 2025

7 November 2025 12:57

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus menunjukkan tren positif sepanjang pekan ini. Pada penutupan perdagangan Kamis, 6 November 2025, IHSG kembali mencetak rekor tertinggi sepanjang masa dengan kenaikan 18,53 poin atau 0,22 persen ke level 8.337. Kinerja ini mencerminkan optimisme pelaku pasar terhadap prospek ekonomi Indonesia yang tetap kuat di tengah meredanya tensi geopolitik global.

Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan bahwa tren IHSG yang mampu bertahan di kisaran 8.000 ini menjadi bukti ketahanan pasar modal nasional. Ia bahkan optimistis indeks bisa mencapai 9.000 hingga akhir 2025.  Hal ini didukung momentum positif ekonomi domestik serta stabilitas pasar obligasi.

“IHSG tadinya kan jelek, sekarang sudah cukup bagus di atas 8.200. Yield SBN juga turun ke 5,9 persen. Ini terendah dalam 20 tahun terakhir. Artinya kepercayaan ke pasar obligasi kita bagus, dan biaya utang pemerintah pun jadi lebih rendah,” ujar Purbaya, dikutip dari Zona Bisnis Metro TV, Jumat, 7 November 2025.

Optimisme Purbaya tersebut disambut positif oleh pelaku pasar. Namun, Senior Equity Research Analyst Mirae Asset Sekuritas Indonesia Farras Farhan, menilai target IHSG mencapai 9.000 di akhir tahun masih terlalu ambisius. Menurutnya, kenaikan signifikan kemungkinan baru bisa tercapai pada tahun berikutnya.

“Kita masih melihat ada perbaikan, terutama di tahun depan. Beberapa perusahaan juga menargetkan peningkatan kinerja yang lebih baik. Target IHSG 9 ribu bisa tercapai, tapi kemungkinan di tahun 2026,” ujar Farras.
 



IHSG terus cetak rekor di Bursa Efek Indonesia

Pembukaan perdagangan Jumat, 7 November 2025, pagi, dibuka di zona hijau pada level 8.346, melanjutkan tren positif sejak awal pekan. Hingga 42 menit perdagangan berlangsung, IHSG menguat 0,38 persen ke posisi 8.369 dengan nilai transaksi mencapai Rp3,1 triliun. Sebanyak 240 saham menguat, 202 melemah, dan 210 stagnan.

Secara sektoral, tujuh dari sebelas sektor mencatatkan penguatan, dipimpin sektor siklikal, non-siklikal, dan industri. Direktur Bursa Efek Indonesia menyebut lonjakan IHSG ini merupakan respon pasar terhadap kebijakan fiskal dan arah ekonomi yang dinilai pro pertumbuhan setelah pelantikan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa.

Sementara itu, analis pasar saham Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta, memprediksi IHSG masih berada dalam fase uptrend meski berpotensi mengalami koreksi teknikal setelah reli panjang. Rentang support IHSG berada di level 8.285–8.236, sementara resistance di 8.355–8.390.

Dari pasar global, bursa Asia dibuka melemah mengikuti penurunan indeks di Amerika Serikat akibat koreksi saham teknologi berbasis kecerdasan buatan. Indeks Nikkei Jepang turun 1,38 persen, Hang Seng Hong Kong melemah 0,51 persen, dan Kospi Korea Selatan terkoreksi 0,46 persen.

Untuk nilai tukar rupiah, pengamat ekonomi Ibrahim Assuaibi memperkirakan pergerakan fluktuatif di kisaran Rp16.700–Rp16.750 per dolar AS. Meski sempat menguat pada perdagangan sebelumnya, tekanan terhadap rupiah diperkirakan masih akan berlanjut seiring penyesuaian kebijakan Bank Indonesia menjaga stabilitas nilai tukar.

Dengan sentimen positif ekonomi domestik yang kuat, pelaku pasar optimis IHSG masih berpotensi mencetak rekor baru menjelang akhir tahun, meski tetap perlu mewaspadai faktor eksternal seperti kondisi pasar global dan kebijakan suku bunga internasional.

(Aulia Rahmani Hanifa)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Gervin Nathaniel Purba)