Pendaki asal Brasil yang tewas usai jatuh saat mendaki Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat (NTB) dimakamkan. Pemakaman berlangsung di kampung halaman Marins di kota Niteroy, Negara Bagian Rio de Janeiro, Brasil. Jenazah Juliana Marins setelah tiba di Brasil pada Selasa, 1 Juli 2025, lalu, sepekan usai Juliana dinyatakan meninggal dunia.
Ayah Juliana Kritik Indonesia
Pihak keluarga Juliana menuding pihak berwenang Indonesia melakukan kelalaian dan keterlambatan dalam proses penyelamatan dan pemulangan jasad Juliana Marins. Manoel Marins yang merupakan ayah dari Juliana Marins menyampaikan kritik untuk Indonesia.
Ia menilai tewasnya Juliana Marins akibat kelalaian dan keterlambatan regu penyelamat. Juliana Marins melakukan pendakian di Gunung Rinjani pada 21 Juni bersama lima rekannya dan seorang pemandu.
Juliana jatuh di kedalaman 600 meter. Tim penyelamat berhasil mengambil jasad Juliana empat hari kemudian atau pada 25 Juni di tengah sulitnya medan dan kondisi cuaca.
"Tidak adanya persiapan, mereka mengabaikan kehidupan manusia, lalai, dan negara tersebut juga memberikan layanan yang tidak jelas. Padahal Indonesia adalah negara wisata. Tujuan Wisata yang dikenal di seluruh dunia, negara yang bergantung pada pariwisata untuk bertahan hidup, seharusnya memiliki infrastruktur yang lebih baik," tutur Manoel.