Top Review

Jalan Terjal Negosiasi Tarif Trump

15 April 2025 22:45

Dampak tarif Trump bagi Indonesia yang mencapai 32% bisa sangat memukul industri dalam negeri, khususnya produk manufaktur yang berorientasi pasar Amerika Serikat. Pemerintah akan melakukan negosiasi di waktu 90 hari penundaan ini.

Awal April lalu, semua mata pemimpin dunia tertuju ke Amerika Serikat. Mereka was-was terhadap tarif baru yang diumumkan Presiden Donald Trump pada 2 April lalu, termasuk bagi Indonesia yang terkena besaran tarif baru sebesar 32%.

Sebelumnya, pemberlakuan tarif dijadwalkan mulai 9 April 2025. Namun, Trump mengumumkan penundaan pemberlakuan tarif tambahan ini selama 90 hari.

Selama masa penundaan ini, tarif impor untuk Indonesia tetap pada tingkat dasar 10%. Penundaan ini memberikan kesempatan bagi Indonesia dan negara-negara lain untuk melakukan negosiasi dan menyesuaikan kebijakan perdagangan mereka sebelum tarif tambahan berlaku.

Delegasi Indonesia akan berangkat untuk memulai misi negosiasi tarif impor ke Amerika Serikat. Target utama pemerintah adalah untuk menekan nominal tarif yang dibebankan ke produk Indonesia.

Menko Perekonomian Airlanga Hartarto mengatakan dirinya dan Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan telah berkomunikasi secara daring dengan Menteri Perdagangan Amerika Serikat Howard Lutnick. Pertemuan itu membahas harapan Amerika dan Indonesia.

Airlangga menyebut kemungkinan akan ada dua hingga tiga kali pembicaraan untuk mendapatkan hasil negosiasi. Menurut Airlangga ada kemungkinan hasil negosiasi bisa jadi berupa perjanjian dagang semacam free trade agreement.
 

Baca juga: Tiongkok Desak Uni Eropa Bersatu Lawan Intimidasi AS

Dampak tarif 32?ri Amerika Serikat terhadap Indonesia cukup besar dan menyentuh berbagai sektor, baik ekonomi makro maupun industri tertentu. Pertama, penurunan daya saing ekspor.

Produk Indonesia yang masuk ke pasar Amerika Serikat menjadi lebih mahal karena kena tarif 32%. Akibatnya, produk dari negara lain lebih kompetitif dibanding barang Indonesia.

Ini bisa mengurangi volume ekspor terutama dari sektor padat karya, seperti tekstil, alas kaki, furnitur, dan otomotif. Industri manufaktur terutama tekstil dan alas kaki sangat bergantung pada pasar Amerika Serikat.

Penurunan permintaan bisa menyebabkan pabrik mengurangi produksi dan merumahkan para pekerjanya. Hal ini juga dikhawatirkan bisa berdampak pada ratusan ribu tenaga kerja, khususnya di Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Banyak industri mengandalkan ekspor komponen ke Amerika Serikat sebagai bagian dari rantai pasok global. Tarif ini memicu gangguan dalam alur produksi dan distribusi barang untuk ekspor langsung maupun tidak langsung.

Dampak lainnya adalah pelemahan rupiah dan ketidakpastian pasar. Tarif tinggi meningkatkan ketegangan geopolitik ekonomi dan memicu kekhawatiran investor. Nilai tukar rupiah sempat melemah karena ekspektasi penurunan ekspor dan aliran devisa. Pasar saham juga sempat tertekan setelah pengumuman tarif.

Indonesia telah secara aktif melakukan negosiasi dengan Amerika Serikat di antaranya pengiriman delegasi tingkat tinggi ke Washington, D.C. yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Delegasi ini bertujuan untuk melakukan negosiasi langsung dengan pejabat tinggi Amerika Serikat.

Indonesia menawarkan untuk meningkatkan impor dari Amerika Serikat sebesar USD18-19 miliar. Fokus utama adalah pada sektor energi, termasuk peningkatan impor minyak mentah dan gas petroleum cair LPG dari Amerika Serikat.

Untuk mencapai target ini, Indonesia berencana mengurangi impor LPG dari negara lain, seperti Qatar, Uni Emirat Arab, dan Arab Saudi. Indonesia juga sedang menyiapkan proposal negosiasi konkret yang mencakup berbagai langkah seperti deregulasi, relaksasi pajak, dan peningkatan investasi di sektor-sektor strategis. Proposal ini diharapkan dapat disampaikan kepada USTR dalam waktu dekat.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Silvana Febriari)