Mengapa Tahun Baru Identik dengan Resolusi? Ini Jawabannya Menurut Psikolog

29 December 2025 15:26

Jakarta: Setiap pergantian tahun, linimasa media sosial selalu dipenuhi berbagai resolusi baru. Mulai dari “Resolusi 2025” hingga “Tahun depan harus lebih baik”, hampir semua orang bersemangat menyusun daftar target. Namun, para ahli menilai fenomena ini kerap membuat masyarakat fokus pada rencana baru tanpa terlebih dahulu melakukan refleksi atas perjalanan tahun sebelumnya.
 

Alasan Resolusi Tahun Baru Lebih Diminati daripada Refleksi

  • Efek Psikologis: Manusia Terobsesi Memulai Dari Nol

Psikologi menyebut fenomena ini sebagai Fresh Start Effect. Awal tahun dianggap sebagai momen simbolis untuk memulai dari nol, sehingga banyak orang lebih tertarik membuat rencana baru daripada mengevaluasi pengalaman sebelumnya.

  • Resolusi Lebih Mudah dan Menyenangkan Dibanding Refleksi

Menyusun resolusi terasa menyenangkan karena berisi harapan-harapan positif: mulai diet, rajin menabung, hingga mengejar prestasi. Sebaliknya, refleksi seringkali menuntut kejujuran untuk menghadapi kelemahan dan kegagalan. Banyak orang cenderung menghindari proses ini karena dianggap tidak nyaman.

  • Budaya yang Lebih Mengutamakan Target

Secara sosial, masyarakat lebih sering ditanya mengenai rencana dan target dibandingkan evaluasi diri. Hal ini membuat kebiasaan lebih terarah pada tujuan masa depan, namun kurang memberi ruang untuk memahami pelajaran dari masa lalu.

  • Tren Media dan Kampanye Tahunan Ikut Memperkuat Resolusi

Setiap akhir tahun, slogan seperti “New Year, New Me” terus diulang oleh media, brand, hingga para influencer. Narasi ini membentuk persepsi bahwa tahun baru adalah waktu untuk menetapkan resolusi, bukan untuk merenung atau melakukan evaluasi diri.

  • Resolusi Tanpa Refleksi Rawan Gagal

Menurut sejumlah pakar pengembangan diri, resolusi yang disusun tanpa refleksi hanya menjadi daftar harapan tanpa strategi nyata. Tanpa memahami penyebab kegagalan sebelumnya, target tahun baru cenderung tidak bertahan hingga Maret.
 

Masyarakat diimbau untuk menempatkan refleksi sebagai langkah pertama sebelum membuat resolusi. Dengan memahami apa yang berhasil, apa yang gagal, dan apa yang perlu diperbaiki, target tahun baru dapat menjadi lebih realistis dan berpeluang besar tercapai.

Tahun baru bukan sekadar tentang “New Year, New Me”, tetapi tentang bagaimana menjadi versi diri yang lebih baik dengan belajar dari perjalanan sebelumnya.

Jangan lupa saksikan MTVN Lens lainnya hanya di Metrotvnews.com. 

(Calista Vanis)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Zein Zahiratul Fauziyyah)