Jakarta: Ajang fashion show bertajuk Road to Harmony Inclusive 2025 yang digelar di Kota Kasablanka, Jakarta, menjadi panggung inspiratif bagi belasan anak muda penyandang disabilitas. Acara ini digagas oleh Layak School, sebagai bagian dari rangkaian menuju acara puncak yang akan digelar pada Desember mendatang di JCC Senayan.
Sebagai fashion show inklusif terbesar di Indonesia, acara ini menampilkan para model dengan beragam kebutuhan khusus yang tampil memukau di atas runway. Mereka mengenakan busana berbahan tenun Alor khas Nusa Tenggara Timur, hasil karya desainer lokal yang mengangkat kekayaan budaya Indonesia.
Seluruh model telah menjalani pelatihan intensif selama tiga hingga enam bulan di Layak School. Pelatihan ini tidak hanya fokus pada teknik berjalan di runway, tetapi juga melibatkan pendekatan emosional dan psikologis, khususnya untuk peserta penyandang Down Syndrome.
"Ini adalah
fashion show penyandang
disabilitas pertama dan terbesar di Indonesia. Semua modelnya merupakan anak-anak luar biasa yang sudah kami latih secara khusus," ujar Karina Aprilia, Founder Layak Indonesia dikutip dari
Metro Pagi Primetime Metro TV pada Jumat, 25 Juli 2025.
Ia juga menyebutkan bahwa salah satu tantangan terbesar dalam pelatihan adalah menyesuaikan suasana hati para peserta, terutama bagi yang memiliki kebutuhan khusus emosional. Meski begitu, semangat dan antusiasme para peserta terlihat jelas. Jacqueline, salah satu model difabel, mengungkapkan kebahagiaannya bisa ikut serta.
"Puji Tuhan saya diajak ikut runway, mulai dari Layak School sampai Indonesia
Fashion Week. Semua prosesnya bisa saya ikuti dengan baik," ujar Jacqueline.
Senada dengan Jacqueline, Jenifer model difabel lainnya, mengungkapkan rasa bangganya.
"Persiapannya luar biasa. Kami belajar untuk tetap tersenyum, percaya diri, dan siap berhadapan dengan banyak tamu," katanya.
Lebih dari sekadar
fashion show, Road to Harmony Inclusive 2025 membawa pesan kuat bahwa setiap individu, terlepas dari kondisi fisik maupun mental. Mereka berhak mendapatkan ruang dan kesempatan yang sama untuk berkarya dan tampil di panggung kehidupan.
(Tamara Sanny)