Githa Farahdina • 12 June 2025 10:45
Jakarta: Ada planet besar yang ternyata sangat ‘sibuk’ di dunia ini. Planet Jupiter!
Dengan radius 43,440.7 mil atau setara 69,911 kilometer, Jupiter 11 kali lebih besar dari bumi. Jupiter juga menjadi planet tertua yang terbentuk dari debu dan gas sisa pembentukan Matahari 4,6 miliar tahun lalu.
Jupiter memiliki hari terpendek di tata surya. Butuh sekitar 9,9 jam untuk berputar sekali pada porosnya.
Jupiter diambil dari nama dewa dalam mitologi Romawi.
Jupiter terbentuk bersama tata surya sekitar 4,6 miliar tahun lalu. Gravitasi menarik gas dan debu yang berputar-putar untuk membentuk planet raksasa ini.
Jupiter mengambil sebagian besar massa sisa setelah pembentukan Matahari, hingga memiliki lebih dari dua kali gabungan massa semua benda lain di tata surya. Jupiter memiliki komposisi yang sama seperti bintang, tetapi tidak cukup besar untuk menyala.
Sekitar 4 miliar tahun lalu, Jupiter menetap di posisinya saat ini di bagian luar tata surya, sebagai planet kelima dari Matahari.
Komposisi Jupiter mirip dengan Matahari. Sebagian besar terdiri dari hidrogen dan helium. Peningkatan tekanan dan suhu dalam atmosfernya membuat hidrogen gas terkompresi menjadi cair. Ini membuat Jupiter memiliki samudra terbesar di tata surya, namun bukan berupa air.
Pada kedalaman tertentu, tekanan menjadi sangat tinggi sehingga elektron terlepas dari atom hidrogen, menghasilkan cairan penghantar listrik seperti logam. Rotasi cepat Jupiter diduga memicu arus listrik di wilayah ini, menghasilkan medan magnet yang kuat.
Tonton Juga: Yuk, Kenalan Sama Planet Venus, Si Kembaran Bumi |
Magnetosfer Jovian merupakan area besar yang dipengaruhi medan mangnet yang sangat kuat. Di kutub Jupiter, medan magnetnya menghasilkan aourora yang indah.
Dengan radius sebesar 43.440,7 mil (69.911 kilometer), Jupiter 11 kali lebih lebar daripada Bumi.
Jarak rata-rata Jupiter dari Matahari adalah 484 juta mil (778 juta kilometer), atau 5,2 satuan astronomi (AU), di mana 1 AU adalah jarak dari Bumi ke Matahari. Dari jarak ini, cahaya Matahari membutuhkan waktu 43 menit untuk mencapai Jupiter.
Jupiter memiliki hari terpendek di tata surya. Satu hari di Jupiter hanya berlangsung 9,9 jam (waktu yang dibutuhkan untuk berputar sekali pada porosnya).
Satu tahun di Jupiter setara dengan sekitar 12 tahun Bumi (4.333 hari Bumi).
Khatulistiwa Jupiter miring sekitar 3 derajat terhadap orbitnya mengelilingi Matahari. Itu yang membuat planet ini hampir tegak lurus dan tidak memiliki musim yang ekstrem seperti planet lain.
Sebagai planet gas raksasa, Jupiter terdiri dari gas dan cairan yang berputar. Tak ada pesawat luar angkasa yang bisa mendarat, karena suhu ekstrem akan menghancurkannya.
Tonton Juga: Litosfer: Pengertian, Struktur, dan Fungsinya |
Cincin Jupiter di Jupiter terdiri dari partikel kecil dan gelap. Cincin ini sulit dilihat kecuali ketika disinari dari belakang oleh Matahari. Mengutip laman resmi NASA, cincin Jupiter kemungkinan terbentuk dari debu yang ‘tertendang’ saat meteoroid antarplanet menabrak bulan-bulan kecil.
Jupiter seperti membentuk sistem tata surya mini karena memiliki empat bulan besar dan banyak bulan kecil di sekelilingnya. Setidaknya, ada 95 bulan yang resmi diakui International Astronomical Union.
Ada empat bulan besar yang disebut Satelit Galilea dan menjadi objek paling menarik di tata surya.
Ini 4 bulan yang jadi objek paling menarik di tata surya:
Suhu, tekanan, dan materi yang sangat ekstrem dan tidak stabil tak mendukung adanya kehidupan di Jupiter. Namun, hal serupa tak berlamu pada beberapa bulan milim Jupiter.
Europa, salah satunya, adalah tempat yang sangat berpotensi untuk mendukung kehidupan di luar Bumi. Ada bukti keberadaan lautan luas di bawah kerak esnya, yang kemungkinan dapat menopang kehidupan.
Garis dan pusaran khas Jupiter sebenarnya adalah awan dingin dan berangin yang terdiri dari amonia dan air. Awan ini melayang di atmosfer yang sebagian besar tersusun atas hidrogen dan helium.
Garis-garis oranye gelap disebut sabuk, sementara pita-pita yang lebih terang disebut zona, dan keduanya mengalir ke arah timur dan barat dalam arah yang berlawanan.
Great Red Spot juga jadi salah satu yang terkenal dari Jupiter. Bintik merah besar ini merupakan badai raksasa yang lebih besar dari bumi. Badai ini pun terlah terjadi ratusan tahun.
Sabuk dan zona di Jupiter adalah pita awan putih dan merah yang terbentuk karena arus jet kuat timur-barat. Angin ini menembus hingga 3.200 km ke dalam atmosfer. Ammonia naik-turun mengikuti arus ini, mirip sistem laut di Bumi.
Juno juga menemukan formasi badai siklon raksasa di kedua kutub Jupiter, segi delapan di utara dan segi lima di selatan. Siklon-siklon ini stabil karena ditahan oleh siklon pusat, menciptakan keseimbangan unik di tiap kutub.
Pantengin terus MTVN Lens ya! Bakal banyak banget artikel informatif buat kalian semua.